Senin 21 Apr 2014 17:30 WIB

Empat Target Pembangunan Keantariksaan Indonesia

Industri antariksa (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Industri antariksa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Prof Thomas Djamaluddin mengungkap ada target pembangunan keantariksaan Indonesia dalam 25 tahun ke depan yang hendak diraih.

"Sekurangnya, Ada empat target, yakni membuat dan memiliki sendiri satelit penginderaan jarak jauh, merintis satelit telekomunikasi, merintis pembangunan peluncur roket, dan suatu saat memiliki badan antariksa. Untuk mencapai tujuan itu semua, maka dibutuhkan 'political will', baik dari pemerintah dan DPR," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan Taufik Maulana menjelaskan bahwa India dan Korea Selatan, adalah negara-negara yang mulai membangun kemandirian dalam teknologi satelit.

"Awalnya memang mereka membeli, namun kemudian belajar dan membuat satelit sendiri dengan sumber daya manusia (SDM)-nya sendiri," katanya. Indonesia pun, kata dia, dengan SDM yang ada, cukup punya kemampuan untuk mewujudkan apa yang sudah dilakukan India dan Korsel itu.

Sedangkan Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh Lapan Dedi Irawadi menambahkan bahwa data satelit penginderaan jauh dapat digunakan untuk deteksi dini mengatasi kebakaran hutan. "Dengan demikian berbagai upaya preventif dapat dilakukan untuk mencegah meluasnya kebakaran," katanya.

Ia menjelaskan data satelit penginderaan jauh digunakan sebagai dasar untuk membangunan Fire Danger Rating System/FDRS (Sistem Pemeringkatan Bahaya Kebakaran).

Menurut dia, hasil dari sistem tersebut berupa peringkat suatu lokasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran --seperti aman, sedang, tinggi, sangat tinggi -- sehingga peringkat itu dapat dijadikan sebagai masukan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan untuk melakukan berbagai upaya pencegahan.

Kabag Humas Lapan Jasyanto menjelaskan bahwa pihaknya mengadakan seminar nasional itu guna mendiseminasikan potensi pemanfaatan data satelit penginderaan jauh dalam bidang bencana dan bidang lainnya.

Ia menjelaskan puluhan pakar dihadirkan dalam kegiatan itu, termasuk paparan dan pameran poster terkait isu-isu nasional dan berbagai penemuan di bidang aplikasi penginderaan jauh dalam pemantauan perubahan wilayah kawasan hutan Kalimantan, pemantauan danau di Indonesia dan perencanaan pembangunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement