Sabtu 19 Apr 2014 13:59 WIB

Peringatan, PNS Gemuk di Depok akan 'Dirazia'

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Perut buncit dengan lemak perut tebal (ilustrasi)
Foto: ROLLINGOUT
Perut buncit dengan lemak perut tebal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-Nah, ini peringatan bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Depok yang memiliki tubuh gendut atau gemuk. Di Depok PNS gendut dinilai sebagai musuh yang sangat tidak produktif dalam bekerja. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan merazia PNS yang memiliki badan gemuk atau obesitas. 

''Kegemukan merupakan ancaman penyakit bagi tubuh dan ini berdampak pada produktifitas kinerja PNS. Bagi PNS yang terjaring razia akan diikuti program, mulai konseling gizi hingga menjaga pola makan alternatif,'' ujar Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, Lies Karmawati, di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Sabtu, (19/4).

Dinkes Depok segera melakukan pendataan jumlah PNS yang mengalami kegemukan atau obesitas. Tujuannya agar pelayanan publik tetap optimal dengan tubuh pegawai yang bugar. ''Program gerakan makan Sehari Tanpa Nasi (One Day No Rice) dapat membantu PNS lebih sehat. Di antaranya dengan cara banyak mengonsumsi nasi jagung atau beras ODNR,'' tuturnya.

Pendataan tersebut, lanjut Lies, terkait pengukuran Indeks Masa Tumbuh (IMT) masing–masing PNS. Cara mengukur IMT dengan membagi berat badan per tinggi badan dalam satuan meter kuadrat. ''Berat badan normal antara 23-25. Jika hasil dibawah 23 itu kurus, 25-27 overweight, dan lebih dari 27 obesitas,'' paparnya.

Dikatakan Lies, Dinkes telah melayangkan surat ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Unit Pelayanan Teknis (UPT) hingga tingkat kelurahan untuk mendata PNS yang masuk dalam kategori gemuk. Kemudian, akhir pekan ini akan diumumkan siapa saja nama-nama yang masuk dalam kategori tersebut.  Saat ini, Dinkes sudah menerima data PNS dari 30 kelurahan dan 15 OPD. 

Menurut, Lies tes kebugaran itu akan dilakukan dengan mulai dari tekanan darah sampai jalan atau lari sepanjang 1.600 meter. PNS yang tidak lulus tes akan diberikan konseling dan bimbingan untuk mengurangi bobot tubuhnya. PNS yang gemuk harus mengurangi makan nasi dan mengganti dengan karbohidrat lain yang kadar glikemiknya rendah. ''Orang dengan berat tubuh tidak ideal cenderung tidak bugar,'' tegasnya.

Dari tes kebugaran, diutarakannya, petugas akan mencatat waktu yang ditempuh ketika berlari. Diseimbangkan dengan usia yang bersangkutan. Lalu bisa diketahui berdasarkan usianya apakah dia termasuk dalam kategori bugar atau tidak. PNS yang diketahui tidak bugar, kata Lies, akan diberikan konseling untuk menjadikan berat badannya lebih ideal. ''Kami juga akan memantau terus perkembangan dari PNS gemuk tersebut,'' terang Lies.

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail menyatakan pengimplementasian pola makan sehat kepada masyarakat seyogyanya dibangun lebih dulu kesadarannya. Dimana pola makan itu tidak hanya sekedar nasi jagung tetapi gizi yang diasup juga harus seimbang, dan tidak boleh berlebihan.

''Tak harus nasi jagung, nasi lainnya bisa. Yang paling penting bukan padi, boleh jadi tiwul tapi jangan hanya pakai kelapa parut. Kalau pakai kelapa parut jadinya kue, pakai lauk pauk yang seimbang,'' pungkas Nur Mahmudi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement