REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Shalat Jumat di Masjid Jami' Matraman, Jakarta berujung ricuh. Ini lantaran penyampaian khotbah dinilai salah seorang jamaah timpang.
Hal tersebut dipicu saat khotib menyampaikan soal urusan pentingnya umat Islam menjaga moral dalam berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan pantauan Republika, seorang yang memakai pakaian preman berteriak saat khotbah berlangsung. "Itu fitnah," katanya.
Setelah berteriak, orang muda berbaju hitam, biru, putih itu meminta khotib untuk menghentikan khotbahnya. Dia keluar masjid dan terus berteriak hingga banyak jamaah yang memaksanya keluar.
Menurut keterangan jamah yang duduk baris depan, Habib Abdullah (39 tahun), pemuda itu awalnya sudah ditegur karena sering menggerutu saat khotib menyampaikan khotbah.
Habib menduga, orang itu mengalami gangguan jiwa. Karena ia merasa tidak ada yang timpang dalam khotbah kali ini.
Khotib Jumat Masjid, KH Syaifudin Amsir menilai, pemuda itu kurang paham sejarah Islam. "Menonjolkan diri sendiri itu tidak baik, apalagi berteriak di tengah-tengah jamaah Jumat. katanya.
Ia pun hanya bisa tersenyum dan beristiqfar kala melihat pemuda yang bersifat radikal seperti itu. Karena, khotbah itu bisa diprotes namun menunggu hingga selesai shalat. "Jangan sampai ulah bodoh kita mengganggui jamaah shalat," ujar beliau.