Jumat 18 Apr 2014 06:45 WIB

Masyarakat Ingin Jalan Saketi-Malingping Dibangun

Jalan rusak dan berlubang (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Jalan rusak dan berlubang (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat meminta Pemerintah Provinsi Banten membangun jalan Saketi-Malingping kurang lebih sepanjang 55 kilometer yang kondisinya rusak parah dan berlubang.

"Kami berharap ruas jalan itu segera diperbaiki sehingga lalu lintas yang menghubungkan antarkabupaten berjalan lancar," kata Rohman, ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bitung Banten Musa Weliansyah, Kamis.

Musa mengatakan selama ini angkutan berbagai jenis terpaksa mengendarai kendaraannya berjalan pelan-pelan untuk menghindari lubang sebab banyak ditemukan ruas jalan berlubang dengan kedalaman sekitar 40-50 sentimeter.

Dengan begitu, kerapkali menimbulkan korban jiwa disebabkan buruknya kondisi jalan Saketi-Malingping.

Kecelakaan yang terjadi karena mereka menghindari lubang dan tiba-tiba ada kendaraan yang berlawanan arah.

Sebagian besar jalan Saketi-Malingping berlubang-lubang dan bergelombang, bahkan aspalnya mengelupas hingga terlihat bebatuan.

"Kami mendesak Pemprov Banten segera memperbaiki kondisi jalan itu," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya juga mempertanyakan pemeliharaan jalan Saketi-Malingping yang dilakukan Dinas Bina Marga Provinsi Banten.

Pemeliharaan jalan tersebut dinilai tidak optimal, padahal menelan biaya hingga miliaran rupiah.

Parahnya, kata dia, kerusakan terjadi pada titik dan lokasi yang sama dan anehnya kembali rusak.

"Kami menyayangkan terhadap Dinas Bina Marga Provinsi Banten sebagai penanggung jawab jalan itu," tandasnya.

Begitu pula Koordinator Keluarga Mahasiswa Lebak Hendayana Musalev mengatakan, pihaknya mendesak Pemprov Banten segera membangun jalan Saketi-Malingping sebab ruas jalan Saketi-Malingping merupakan kewenangan Pemprov Banten dan bukan Pemkab Lebak.

"Jika jalan itu tidak segera diperbaiki, kami dan warga akan melakukan aksi unjuk rasa," katanya.

Sementara itu, seorang pengemudi angkutan umum, Sanukri (40) warga Malingping Kabupaten Lebak mengaku sejak jalan Saketi-Malingping biaya operasional cukup tinggi karena setiap dua pekan harus memperbaiki kerusakan onderdil kendaraan.

Kerusakan onderdil kendaraan akibat melintasi jalan rusak tersebut.

"Kami dan teman-teman pengemudi sangat mengeluhkan kerusakan jalan itu, selain penumpang sepi juga sering terjadi kerusakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement