Kamis 17 Apr 2014 09:17 WIB

PDIP Bantah Jokowi Berkiblat ke Amerika Serikat

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Nidia Zuraya
Jokowi
Foto: Republika/Prayogi
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menolak anggapan yang menyebut pertemuan antara Megawati Soekarnoputri, Joko Widodo (Jokowi), dengan sejumlah duta besar sebagai sikap antinasionalisme. PDIP juga membantah tuduhan yang menyebut Jokowi akan menjadi kaki tangan kepentingan Amerika Serikat di Indonesia.

"Sangat tidak benar kalau capres PDIP dituduh berkiblat membawa kepentingan Amerika Serikat," kata Wakil Sekretaris Jendral DPP PDIP, Achmad Basarah kepada wartawan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/4).

PDIP ingin membangun hubungan baik dengan semua negara. Prinsipnya, kata Basarah, dengan menjalankan konsepsi internasionalisme Bung Karno yang bebas aktif dan tidak berpihak. "Jadi hubungan Indonesia dengan Amerika, Rusia, Cina, Arab Saudi, sejajar," ujarnya.

Basarah menegaskan PDIP ingin membangun hubungan diplomatik di dunia internasional yang mengedepankan kepentingan nasional. Menurutnya PDIP masih percaya dengan relevansi Trisakti Bung Karno yang mengajarkan kedaulatan di bidang politik, mandiri dalam ekonomi, hingga berkepribadian dalam kebudayaan.

PDIP tidak akan segan mencontoh ketegasan Bung Karno terhadap negara manapun yang mencoba merugikan Indonesia. "Bung Karno berani menyatakan keluar dari pbb karena PBB tidak bersikap adil terhadap negara-negara berkembang," contoh Basarah.

Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri, Andreas Pareira menyatakan saat ini situasi geo politik dunia sudah sangat dinamis. Amerika Serikat bukan lagi satu-satunya kutub yang mendominasi pergaulan antarnegara. Sudah ada kekuatan-kekuatan dunia baru yang cukup diperhitungkan. "Ada Uni Eropa, Cina. Amerika bukan satu-satunya kutub dunia," kata Andreas.

Dalam konteks itu, Andreas menyatakan PDIP akan membangun hubungan politik luar negeri bebas aktif dengan semua negara. PDIP, imbuhnya, akan tetap berupaya menjaga peran dominan Indonesia di kawasan Asean. "Tanpa Indonesia Asean tidak pernah kuat," katanya.

Sebelumnya Megawati dan Jokowi mengadakan pertemuan dengan para duta besar dari Amerika Serikat, Tiongkok, Vatikan, Meksiko, Myanmar, dan Turki kediaman pengusaha Jacob Soetojo. Pascapertemuan itu muncul tuduhan Jokowi dan Megawati akan membangun pemerintahan yang berkiblat ke Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement