Kamis 17 Apr 2014 07:24 WIB

Terkait Usman-Harun, Menhan Singapura Senang Panglima TNI Minta Maaf

Rep: erik purnama putra/ Red: Muhammad Hafil
Jenderal TNI Moeldoko
Foto: Antara
Jenderal TNI Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA --Panglima TNI Jenderal Moeldoko menunjukkan rasa penyesalannya lantaran mengabadikan nama Usman-Harun ke dalam kapal perang Indonesia (KRI) jenis fregat. Sontak, keputusan Mabes TNI itu membuat emosi pemerintah Singapura. 

Karena Panglima TNI sudah meminta maaf ke Singapura, Menteri Pertahanan (Menhan) Singapura Ng Eng Hen sangat senang dengan sikap kooperatif yang ditunjukkan negara tetangganya itu. 

“Saya menyambut baik permintaan maaf yang diumumkan Jenderal Moeldoko sebagai gerakan konstruktif untuk memperbaiki hubungan pertahanan di antara kedua negara,” demikian pernyataan resmi Ng, dikutip Channel NewsAsia, Rabu (16/4).

Singapura marah ke Mabes TNI lantaran Usman-Harun adalah prajurit Korps Komando Angkatan Laut (Marinir) yang terlibat peledakan McDonal House di Singapura pada 1965. Peristiwa itu mengakibatkan tiga orang tewas dan 33 orang lainnya terluka. 

Tindakan Usman-Harun dalam operasi Dwikora itu berbuah hukuman mati bagi keduanya. Presiden RI kedua Soeharto mengganjar keduanya untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan pemberian gelar pahlawan nasional.

Sikap tulus yang ditunjukkan Moeldoko, kata Ng, membuat Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan kembali menghidupkan lagi kerjasama bilateral dengan TNI.

"SAF akan membalas perhatian positif Jenderal Moeldokountuj meninjau kembali kerjasama kedua negara dan aktivitas dengan TNI untuk memperkuat rasa saling penertian persahabatan yang telah dibangun kedua negara dalam beberapa dekade,” kata Ng.

Kendati begitu, Moeldoko menegaskan tidak akan mengubah penggunaan nama Usman-Harun di salah satu KRI buatan Inggris itu. Pasalnya, proses pengambilan keputusan telah dilakukan sejak Desember 2012.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement