Ahad 13 Apr 2014 13:32 WIB

Jabar Canangkan Darurat Kekerasan Seksual Remaja

Rep: Ari Lukihardiyanti/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kasus kekerasan seksual pada anak remaja di Jabar, semakin meningkat. Oleh karena itu, tahun ini, Pemprov Jabar mencanangkan sebagai darurat kekerasan seksual pada anak remaja. 

''Kan kalau trafficking di Jabar kasusnya cenderung menurun tapi kekerasan seksual pada anak remaja meningkat. Makanya, kami mencanangkan darurat kekerasan seks pada remaja,'' ujar Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar, Netty Prasetyani kepada wartawan, Ahad (13/2). 

Menurut Netty, berdasarkan penelitian Depkominfo, hampir 90 persen anak di Indonesia, sudah pernah mengakses pornogrfi. Dari jumlah tersebut, 100 persen mengakses situs porno saat mengerjakan tugas sekolah. Produk pornografi ini, menjadi salah satu stimulus terjadinya kekerasan seksual pada anak remaja.

Selain itu, kata dia, anak-anak remaja kita memiliki konsep seksualitas yang rapuh. Jadi, hanya dengan dalih menunjukkan rasa sayang saja, remaja mau melakukan apa pun yang diminta pacarnya dan akan berujung pada seksualitas. Hingga saat ini, keluarga dan sekolah belum mengambil peran dalam memperkuat konsep seksualitas seorang remaja. 

''Harus ada penanaman nilai-nilai yang kuat pada anak agar berani bicara tidak,'' katanya.

Dikatakan Netty, banyaknya kasus bayi-bayi yang dibuang menunjukkan adanya hubungan dengan tingginya kekerasan seksual pada remaja. Sekolah, sudah harus berperan memasukan materi tentang konsep seksualitas yang aman. Karena, ada gap antara tumbuh kembang anak dan informasi yang mereka peroleh tentang seksualitas. Jadinya, mereka bereskperimen melakukan sesuatu sesuai informasi yang mereka dapat sendiri tanpa ada yang mengarahkan. 

''Untuk menekan ini, sentra-sentra kegiatan di masyarakat pun harus dihidupkan lagi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement