REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak berhasil mencapai suara 20 persen dalam pemilu legislatif kali ini berdasarkan hasil perhitungan cepat. Sebagai konsekuensinya, partai berlambang banteng tersebut harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa mengajukan calon presiden (capres) pada pemilihan presiden Juli mendatang.
Capres yang diusung PDIP Joko Widodo mengatakan, setelah melihat hasil penghitungan suara sementara tersebut, partainya memang akan segera merapat dengan partai lain untuk menentukan arah koalisi.
"Kita akan segera bertemu dengan partai-partai lain untuk diajak bekerjasama," ujar dia usai melakukan rapat evaluasi pemilu di kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Rabu malam (9/4).
Gubernur DKI Jakarta tersebut menekankan, pada intinya PDIP terbuka untuk berkoalisi dengan semua partai. Karenanya, dia tak mau mematok apakah PDIP harus berkoalisi dengan partai yang memiliki suara terbanyak kedua atau tidak.
Dia juga mengatakan, meski suara PDIP tak mencapai 20 persen, daya tawar PDIP tak berkurang. Sebab, PDIP berada di urutan teratas partai dengan perolehan suara tertinggi.
Berdasarkan hasil penghitungan suara sementara yang dilakukan sejumlah lembaga survei, PDIP memang mengungguli perolehan suara. Namun, suara partai berlambang banteng tersebut tak sampai 20 persen. Padahal, target nasional PDIP adalah 27 persen.
"Ya namanya juga target. Partai lain ada yang targetnya 40 persen, 30 persen, 20 persen," kata suami Iriana ini.