REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas (lalin) terkait pelaksanaan pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Sarinah.
"Penggalian stasiun bawah tanah MRT di kawasan HI sampai Sarinah ini merupakan pekerjaan skala besar. Kemacetan pun pasti akan terjadi. Oleh karena itu, kita coba buat rekayasa lalin untuk mengatasinya," kata Kepala Dishub DKI Muhammad Akbar di Jakarta, Senin (7/4).
Menurut dia, rencana rekayasa lalin yang dibuat itu, yakni berupa jalur alternatif untuk lalu lintas menerus selama masa pembangunan MRT pada segmen Bundaran HI hingga Sarinah.
"Dampak dari pekerjaan itu adalah berkurangnya lebar jalan, dari 3 meter menjadi 2,75 meter. Pengaturan lalin lebih kita fokuskan pada arus lalin arah utara ke selatan daripada arah selatan ke utara," ujar Akbar.
Dia memaparkan, jalur alternatif yang telah disiapkan untuk pergerakan selatan ke utara di sisi barat, yaitu Jalan Jenderal Sudirman-Karet Pasar Baru-KH Mas Mansyur-Cideng Barat-Cideng Timur-Jatibaru-Abdul Muis-Majapahit-dan seterusnya.
Sedangkan pada sisi timur, yakni Jalan Jenderal Sudirman-Galunggung-Sultan Agung-Madiun-Sunda Kelapa-Imam Bonjol-HOS Cokroaminoto-Sam Ratulangi-Cut Mutia-Menteng Raya-Ridwan Rais-Medan Merdeka Timur-Medan Merdeka Utara-Majapahit-dan seterusnya.
Sementara itu, untuk pergerakan utara ke selatan di sisi barat, jalur alternatifnya adalah Jalan Majapahit-Medan Merdeka Barat-Budi Kemuliaan-Fachrudin-KH Mas Mansyur-Karet Pasar Baru-Galunggung-Jenderal Sudirman-dan seterusnya.
Pada sisi timur, yaitu Jalan Majapahit-Medan Merdeka Barat-Medan Merdeka Selatan-Ridwan Rais-Prapatan-Menteng Raya-Cut Mutia-Sam Ratulangi-HOS Cokroaminoto-Galunggung-Jenderal Sudirman-dan seterusnya.
"Rekayasa lalu lintas itu kami lakukan dengan koordinasi bersama Ditlantas Polda Metro Jaya. Kami mengimbau kepada masyarakat supaya tidak melintas di ruas Jalan Sudirman hingga Jalan MH Thamrin jika tidak terlalu berkepentingan," ujar Akbar.