Senin 07 Apr 2014 21:57 WIB

Indonesia Perlu 23 Ribu Tenaga Penyuluh Pertanian

Penyuluh Pertanian
Foto: Deptan.go.id
Penyuluh Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Indonesia memerlukan 23.000 orang tenaga penyuluh pertanian dan itu diharapkan bisa terpenuhi hingga tahun 2015 dan terus ditambah pada tahun-tahun selanjutnya untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi pertanian nasional.

"Tahun ini jumlah penyuluh bisa ditambah sebanyak 10.000 orang lagi dan sisanya atau 13.000 orang direkrut pada tahun depan," kata Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan di Medan, Senin (7/4).

Dia berada di Medan dalam acara Apel Siaga Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan serta Penyerahan Kontrak Kerja Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu (THL TB) Penyuluh Pertanian 2014 di Lapangan Bola Sejati Pangkalan Manshur Medan.

Menurut dia, jumlah penyuluh sangat diperlukan untuk menyampaikan dan mengajarkan petani segel sesuatu tentang pertanian terkait peningkatan produksi dan kualitas hasil panen tanaman petani.

Sebagai orang yang terdekat dengan petani, tentunya peran penyuluh sangat besar menginformasikan semua perkembangan kemajuan teknologi untuk peningkatan hasil tanam.

"Kalau teknologi maju dan benih semakin unggul, tetapi tidak diketahui sehingga tidak dimanfaatkan petani, sama saja dengan bohong. Karena itu Pemerintah memerlukan tenaga penyuluh," katanya.

Untuk peningkatan kualitas penyuluh sendiri, kata dia, pemerintah dewasa ini berupaya tidak membedakan penyuluh yang berstatus pegawai negeri sipil atau THL TB Penyuluh Pertanian dimana langkah itu antara lain dengan memberikan fasilitas yang lebih baik termasuk dengan harapan bisa jadi PNS.

Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho mengakui hingga kini Sumut kekurangan penyuluh. Sekarang ini baru tersedia 3.298 orang yang berada di 5.876 desa/kelurahan.

Dari jumlah itu terperinci 1.246 orang penyuluh di bidang pertanian, 100 orang di bidang perikanan dan 105 orang di bidang kehutanan.

"Jumlah penyuluh masih kurang. Meski demikian sektor pertanian memberikan kontribusi besar dalam Produk Domestik Regional Bruto yakni 21 persen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement