REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyiapkan tim teknologi informasi dan juga monitoring untuk mengawal penghitungan suara sekaligus mengantisipasi kemungkinan kecurangan.
"Tim TI tugasnya meng-'entry' data suara dari seluruh TPS di Indonesia. Sedangkan, tim monitoring bertugas memonitor pergerakan suara PDI Perjuangan dan suara partai lain," kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo, di Kantor DPP Jakarta, Senin.
Menurut dia, tim TI memasukkan data laporan dari para saksi yang tersebar di TPS-TPS di seluruh Indonesia melalui data dan foto di formulir C1. Selain data suara, kata dia, tim TI juga memasukkan jumlah surat suara baik terpakai maupun tidak terpakai.
Tim juga memasukkan data jumlah pemilih baik yang menggunakan hak suara maupun tidak menggunakan hak suara. "Dengan data-data tersebut dan dukungan sistem, tim TI juga mampu mendeteksi kemungkian kecurangan yang dilakukan di TPS," katanya.
Tjahjo menambahkan, anggota tim TI berjumlah 150 orang dan tim monitoring sebanyak 70 orang yang bekerja dalam tiga jam kerja selama waktu penghitungan suara. Menurut dia, pendirian tim itu untuk mengetahui perkembangan penghitungan data sekaligus menjadi pelengkap dari penghitungan suara yang dilakukan KPU dan Bawaslu.
"Tim ini standarnya sama saja dengan yang dimiliki KPU, Bawaslu, Lemsaneg, dan BIN," katanya.
Tim, lanjutnya, sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu dan merekrut tenaga pemasok data dari mahasiswa dan relawan. Tjahjo menegaskan, PDIP membuat tim karena tidak ingin dicurangi pihak-pihak tertentu.