REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi Anas Urbaningrum mengeluhkan prosesi pemungutan suara Pemilu Legislatif 2014 yang akan diselenggarakan pada Rabu (9/4).
"Saya 'kan mestinya nyoblos di Dapil Jawa Timur. Saya sudah hapal caleg-calegnya. Sekarang karena Rabu 'nyoblosnya' di sini dapilnya 'kan Jakarta Selatan, berarti saya harus pelajari dulu nanti caleg-caleg Jaksel," kata Anas di kantor KPK, Jakarta, Senin.
Seusai mendatangi KPK untuk perpanjangan penahanannya itu, dia mengaku merahasiakan siapa yang akan dipilihnya. Termasuk saat ditanya minatnya untuk memilih caleg dari Partai Demokrat.
"Rahasia dong, gimana sih? Rahasia, yang penting rakyat itu kalau milih yang pasti yang dipilih itu dianggap bisa memenuhi, memberi dan membawa harapan," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut.
Sejatinya, sikap politik untuk merahasiakan pilihan adalah hak dari setiap warga negara. Namun setidaknya Partai Demokrat bagi Anas merupakan mesin politik dan telah membesarkan namanya sekaligus menjatuhkannya hingga terjerembab kepada kasus dugaan korupsi di Pusdiklat Hambalang.
Sebagaimana diberitakan, Anas akan mencoblos di KPK karena yang bersangkutan baru saja diperpanjang masa tahanannya oleh KPK dalam kasus dugaan penerimaan hadiah terkait proyek Hambalang dan proyek lainnya.
Masa penahanannya itu diperpanjang hingga 30 hari ke depan.
Selain kasus korupsi, Anas juga diduga melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang berasal dari uang hasil Tindak Pidana Korupsi.