Sabtu 05 Apr 2014 09:40 WIB

Jokowi Bukan Pilihan Utama Kaum Buruh

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Didi Purwadi
Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok calon presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata masih belum menjadi pilihan utama kaum buruh. Hasil survei yang dilakukan Sabang Merauke Institute (SMI) memperlihatkan elektabilitas Jokowi di mata kaum buruh juga sangat rendah dibandingkan survei nasional tentang calon presiden 2014 yang kerap menempatkannya di posisi teratas.

''Dalam sejumlah survei, (elektabilitas) Jokowi rata-rata selalu di atas 30 persen. Tapi, survei kami kepada kaum buruh memperlihatkan Jokowi hanya dipilih di bawah 30 persen saja,'' kata Direktur Eksekutif SMI, Dr Perdana Wahyu Santosa, di Jakarta kepada wartawan, Jumat (4/4) malam.

Perdana menjelaskan survei ini dilakukan pada Maret lalu kepada kelompok buruh manufaktur di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Survei dilakukan dalam wawancara terbuka dan tertutup.

Hasil wawancara terbuka, Jokowi hanya meraih suara 21,17 persen dengan posisi di peringkat kedua. Untuk peringkat teratas dihuni oleh sikap kaum buruh yang belum memilih dengan jumlah suara 51,82 persen.

Situasi yang tak berbeda jauh juga terjadi pada survei yang dilakukan tertutup. Survei tertutup dilakukan dengan cara mewawancarai buruh secara satu persatu. Hasilnya, buruh yang belum memilih berada di posisi teratas dengan suara 41,5 persen. Di bawahnya Jokowi (23,6 persen), Prabowo (11,4 persen), Wiranto (8,5 persen) serta Megawati (7 persen).

Syahganda Nainggolan, ketua dewan direktur Sabang Merauke Circle, menilai fenomena tidak masuknya sosok Jokowi sebagai pilihan utama kaum buruh karena ada beberapa penyebab. Salah satunya, kata dia, sikap Jokowi yang tidak memberikan kenaikan upah minimum regional (UMR) wilayah Jakarta pada tahun lalu. ''Buruh merasa dikhianati oleh Jokowi,'' ujarnya.

Syahganda mengingatkan besarnya suara swing voters pada kelompok buruh ini seharusnya bisa dilihat oleh para capres. Suara swing voters itu merujuk pada sikap kaum buruh yang belum memilih. ''Saya rasa survei ini dapat dijadikan masukan bagi capres yang ingin mendekati kaum buruh,'' kata dia.

Dalam pemaparan hasil survei, Perdana sempat merinci kriteria capres idaman kaum buruh. ''Hasil lima survei teratas, kaum buruh menginginkan capres yang merakyat, tegas, kinerja, jujur dan memiliki kepemimpinan,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement