REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanggulangan Kabut Asap yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Riau berakhir masa kerjanya pada Jumat (4/4). Hasilnya, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kualitas udara di Riau sudah membaik.
Dalam menjalankan amanat presiden untuk menanggulangi kebakaran hutan, satgas bahu membahu dengan banyak pihak antara lain Sinar Mas Group. “Kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan pada semua pihak, termasuk Asia Pulp and Paper, Sinar Mas Forestry dan Rumah Sakit Eka Hospital dari Sinar Mas Group atas dukungannya dalam mengatasi kebakaran hutan beserta dampaknya di Riau,” ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif dalam Apel Pengalihan Pengendalian Karhutla dan Pelepasan Pasukan di Pekanbaru (4/4). Hadir juga dalam kegiatan itu Wakil Gubernur Riau Arsyad Juliandi Rachman, Kepala Kepolisian Daerah Riau Brigjen (Pol) Condro Kirono dan undangan lainnya.
Direktur APP Suhendra Wiriadinata, pihaknya menyadari tugas mengatasi kabut asap tidaklah ringan, karenanya APP terpanggil untuk mengatasi bencana kabut asap bersama pemangku kepentingan lain.
Sebelumnya, untuk mengatasi kebakaran hutan tahun ini APP telah mengarahkan 520 tim fire fighting ditambah 350 karyawan PT Indah Kiat Pulp & Paper dalam upaya memadamkan kebakaran. Jumlah itu ditambah dengan kekuatan 1.164 Masyarakat Peduli Api. Perlengkapan pendukung yang disediakan antara lain dua helikopter untuk water bombing, 128 pompa air lengkap, tiga air boat yang bisa beroperasi di udara, darat dan rawa, 16 firetruck, 10 unit pompa induk terapung berkekuatan 30 nozle, 107 unit mini striker pump, dan 23 waterous floto pump.
“Kami bersyukur upaya yang kami lakukan bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya telah dapat mengurangi kebakaran hutan secara signifikan,” ujar Suhendra.
Selain ikut dalam upaya memadamkan kebakaran hutan, Sinar Mas Group juga melaksanakan program 'Pengobatan Gratis Peduli Kabut Asap'. Kegiatan ini semula dilaksanakan di empat titik pada tanggal 20-26 Maret. Adapun lokasi pengobatan gratis itu adalah Rumah Pintar Perawang dan Desa Sungai Limau di Kabupaten Siak, Desa Api-api Kabupaten Bengkalis, dan Desa Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan. Di masing-masing titik dibangun pos pelayanan dengan dua dokter dan dua perawat serta petugas farmasi. Selama program tercatat 2000-an pasien yang berobat. Keluhan yang paling banyak dijumpai adalah infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), pneumonia, asma, penyakit mata dan kulit.
Melihat program ini berjalan baik dan memberi manfaat kegiatan ini kemudian dilanjutkan di Desa Bukit Krikil, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis dari 28-30 Maret 2014. “Kami berharap program ini bermanfaat dan dapat meringankan beban mereka yang terkena dampak dari kabut asap,” ujar Suhendra.