REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman berupaya meningkatkan kegiatan untuk memberdayakan orang lanjut usia (lansia) setempat melalui Bina Keluarga Lansia (BKL). Kegiatan tersebut bertujuan agar lansia dapat menikmati hari tua dengan bahagia.
Ketua BKL Mugi Waras di Dusun Blendung, Desa Sumbersari, Kecamatan Moyudan, Jumanah, mengatakan sejumlah kegiatan yang ditingkatkan dalam BKL antara lain senam lansia, gejog lesung, pengajian dan perawatan jenazah.
Para lansia di Sleman juga didorong untuk berkegiatan ekonomi produktif diantaranya pertanian, perikanan, anyaman mandong, anyaman bambu, pembuatan tempe, budidaya jamur, pembuatan kasur, kerajinan, dan aneka makanan serta minuman.
"Kegiatan BKL ingin menjadikan 143 lansia di Blendung dapat menjadi lansia yang menikmati hari tua dengan bahagia," ungkapnya di Sleman, Jumat (4/4).
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan pihaknya memicu peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan lansia dengan kegiatan penilaian BKL. Sleman saat ini memiliki 202 kelompok BKL dengan jumlah anggota 7.490 orang. Dari jumlah tersebut, 5.172 masih berstatus pasangan usia subur.
"Di antara lansia tersebut masih banyak yang aktif dalam berbagai kegiatan atau paguyuban. Hal ini menunjukkan para lansia masih mampu berkarya dan memiliki hidup yang berkualitas," terangnya.
Peningkatan pemberdayaan tersebut dilakukan mengingat jumlah lansia di Sleman cukup besar. Jumlah lansia yang tinggi terlihat dari usia harapan hidup di Sleman yang meningkat dari 76,08 tahun menjadi 76,10 tahun pada 2013. Angka tersebut di atas rata-rata DIY yaitu 74 tahun dan nasional 70,6 tahun.
"Semakin meningkatnya jumlah lansia maka perhatian terhadap lansia semakin ditingkatkan," ujar Sri.
Pada 2013, jumlah lansia di Sleman yang berusia di atas 60 tahun mencapai 135.644 orang. Jumlah tersebut mencapai 12,95 persen dari total penduduk 1,04 juta orang.