REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kabupaten Sleman memperbanyak kelompok pengelolaan sampah mandiri di tingkat dusun. Pengelolaan sampah mandiri tersebut ditarget dapat menambah pendapatan masyarakat.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengungkapkan belum semua dusun di Sleman memiliki kelompok pengeloaan sampah mandiri. Pengelolaan sampah tersebut terkendala masih minimnya kesadaran masyarakat.
"Kalau di dusun sudah ada pengelolaan sampah, masyarakat bisa didorong tidak buang sampah sembarangan. Itu yang kami upayakan," ujarnya ditemui di Dusun Bayen, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Jumat (4/4).
Dengan pengelolaan mandiri, sampah dinilai akan lebih bermanfaat. Salah satu pengelolaan sampah mandiri dibangun di Dusun Bayen, Desa Purwomartani. Pengelolaan sampah tersebut mengolah sampah organik dan anorganik.
Pengelolaan sampah mandiri dinilai penting karena Sleman merupakan daerah resapan air. Sri Purnomo mengatakan kualitas air di Sleman harus tetap dijaga karena memenuhi kebutuhan masyarakat Yogyakarta. "Jangan sampai sampah ikut mengalir di sungai," ujarnya.
Kepala Kecamatan Kalasan, Samsul Bakri mengatakan sudah ada 12 dusun di Kalasan yang mengelola sampah secara mandiri. Sebagian besar pengelolaan sampah tersebut dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. "Pemerintah hanya fasilitasi alat," ungkapnya.
Pengeloaan sampah mandiri di Kalasan sudah mulai digalakkan sejak dua tahun lalu. Samsul mengatakan pengelolaan diarahkan agar sampah dapat menambah penghasilan warga. "Kami ingin mengubah pola pikir di masyarakat yang biasanya melihat sampah sebagai sesuatu yang tidak berharga menjadi berharga," terangnya.