Kamis 03 Apr 2014 10:55 WIB

Tsunami di Pantai Selatan Tak Terlihat

Rep: Yulianingsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Sejumlah nelayan melarung sesaji saat mengikuti prosesi sedekah laut di Pantai Depok, Bantul, Di Yogyakarta, Kamis (22/12).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Sejumlah nelayan melarung sesaji saat mengikuti prosesi sedekah laut di Pantai Depok, Bantul, Di Yogyakarta, Kamis (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul sudah memperbolehkan warga untuk melakukan aktivitas di Pantai Selatan menyusul sudah berakhirnya masa kritis ancaman "tsunami" Cile di wilayah Pantai Selatan DI Yogyakarta tersebut, Kamis (3/4).

BPBD pun sudah memperlonggar pengawasan dii sepanjang pantai itu sejak pukul 08.00 WIB pagi ini.

"Alhamdulillah, masa kritis sudah dilalui dan tidak ada perubahan apapun terhadap Pantai Selatan," ujar Kepala BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto kepada Republika.

Pihaknya tidak tahu persis apakah "tsunami" Cile tersebut benar-benar sampai di Pantai Selatan DIY atau tidak. Namun berdasarkan perkiraan BNPB dan BMKG tsunami tersebut akan sampai Pantai Selatan pukul 07.00 hingga 08.00 WIB Kamis ini.

"Kita tidak tahu apakah benar sampai atau tidak, karena ketinggian tsunaminya juga tidak lebih dari 30 sentimeter sehingga tidak terlihat," ujarnya.

Jika benar tsunami Cile itu datang, kata dia, maka hal itu akan tertutup dengan tinggi gelombang air laut Pantai Selatan sendiri yang memang cukup tiinggi. Meski begitu, setelah pukul 08.00 WIB, pihaknya sudah memperbolehkan warga termasuk nelayan untuk beraktivitas di Pantai Selatan tersebut.

"Kita sudah berjaga sejak Rabu malam. Masyarakat juga kita larang beraaktivitas di pantai. Namun masa kritis itu telah lewat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement