Rabu 02 Apr 2014 11:31 WIB

Soal Krisis Listrik, Hary Tanoe Minta Pemerintah Libatkan Swasta

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Hanura menyoroti krisis listrik yang terjadi di Medan, Sumatra Utara. Hanura menilai krisis listrik di Medan sebagai cermin pembangunan infrastruktur yang tidak memadai.

"Harus diakui, infrastruktur kita bermasalah. Mulai dari listrik, jalan, jalan tol, pelabuhan, akses transportasi antarpulau, air bersih dan banyak lagi," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu Hanura, Hary Tanoesoedibjo dalam keterangan pers yang diterima Republika, Rabu (2/4).

Menurutnya, krisis listrik sudah menjadi masalah klasik. Hary menilai tidak ada upaya serius memperbaiki infrastruktur listrik agar rakyat bisa menikmati listrik selama 24 jam. "Kita berputar-putar pada masalah yang sama setiap saat. Tidak maju, mandek, tidak ke mana-mana," ujarnya.

Hary menyatakan, krisis listrik di kawasan Sumatra Utara merupakan persoalan ironis. Karena provinsi itu merupakan wilayah yang kaya energi, seperti air dan panas bumi (geothermal). 

Pemerintah, kata Hary, tidak bisa sendiri mengelola listrik. "Pemerintah harus segera membuka invenstasi dengan mengikutsertakan peran swasta. Sehingga masalah listrik bisa ditangani lebih cepat," katanya.

Ia mengatakan, tanpa ada peran swasta, pembangunan infrastruktur listrik akan bergerak lambat. Artinya masyarakat makin sulit mencapai kesejahteraan. Karena listrik merupakan moda utama penggerak ekonomi masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement