REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan Tugas Udara Operasi Terpadu Darurat Asap Riau telah menjatuhkan sekitar 12 juta liter bom air (water bombing) sejak tanggal 28 Februari hingga 31 Maret, dalam membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau.
"Bisa dikatakan Satgas Udara merupakan tumpuan utama dalam upaya pemadaman kebakaran, dan sejauh ini sudah 4.232 bom air dijatuhkan dengan total sekitar 12 juta liter," kata Komandan Satgas Udara, Kolonel Pnb. Andyawan, di Posko Satgas Tanggap Darurat Asap Riau, Pekanbaru, Senin.
Perwira yang juga Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru itu mengatakan, kerja Satgas Udara dalam pemadaman kebakaran Riau meliputi pengerahan helikopter bom air dan pesawat penabur garam dalam teknologi modifikasi cuaca (TMC). Pengeboman air menggunakan tujuh helikopter yang difokuskan ke daerah-daerah kebakaran besar yang relatif sulit terjangkau oleh pasukan darat.
Armada helikopter berkapasitas besar seperti jenis Sikorsky sudah melakukan 1.709 kali pengemboman dengan total 6,836 juta liter air. Sedangkan, helikopter jenis Camov sebanyak 1.147 kali totalnya 4,588 juta liter. Kedua heli bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini mampu menjatuhkan 4.000 liter air sekali terbang.
Kemudian, heli jenis Bolco dari BNPB yang lebih kecil sudah melakukan 383 kali pengemoban dengan total 191.500 liter air. Sedangkan, empat helikopter bantuan perusahaan dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Sinar Mas masing-masing sudah menjatuhkan 59.000 liter bom air dan 161.500 liter.
Menurut dia, Satgas Udara juga mengerahkan satu helikopter untuk melakukan survey titik api dari udara. Bahkan, ia mengatakan beberapa kali pesawat tempur jenis Hawk 100/200 juga dikerahkan untuk membantu untuk menandai titik api saat kondisi asap sangat pekat.
"Pesawat tempur sempat beberapa kali digunakan karena jangkauannya lebih baik untuk menandai koordinat titik api dari udara saat kondisi asap pekat," ujar Kolonel Andyawan.
Berdasarkan data terakhir Satgas, hingga kini luas kebakaran di Riau mencapai 21.768 hektare (ha) dimana pantauan Satgas Darat menyatakan masih ada sekitar 12 titik api yang tersisa.
Kolonel Adnyawan optimis dengan makin tingginya peluang hujan maka target pemadaman api dan asap akan selesai sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono paling lambat tanggal 4 April mendatang.