REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Sebagai negara tetangga, Australia ternyata memiliki ketertarikan besar terhadap Indonesia. Terbukti, perpustakaan terbesarnya, National Library of Australia (NLA) memiliki beragam koleksi buku-buku Indonesia.
Saat berkunjung ke perpustakaan yang terletak di kota Canberra tersebut, Kamis (27/3) lalu, Republika melihat berbagai macam buku dari Indonesia dipajang di Asian Collections Reading Room. Salah satu buku yang dipamerkan di antaranya adalah 'Pers Indonesia di Mata Saya' yang ditulis Presiden Inter Milan, Erick Thohir.
Buku-buku lain di antaranya 'Ali Imron Sang Pengebom', 'Kiai dan Korupsi', 'Presiden Golput', dan 'Journalism and Conflict in Indonesia'.
"Kami memang menyediakan berbagai koleksi Indonesia mulai dari ilmu sosial, pemerintahan, agama, dan literatur. Bahkan koleksinya cukup lengkap sampai level kabupaten/kota," ujar Kepala Indonesian Collection Asian Collection NLA, Tieke Atikah.
Tidak sebatas buku, koleksi Indonesia di perpustakaan milik pemerintah Australia tersebut juga berupa dokumen-dokumen dan juga artikel-artikel surat kabar. Bahkan, koleksi Indonesia di perpustakaan itu sudah berbentuk katalog dan bisa diakses secara online.
Bagi yang ingin meminjam, tak perlu jauh-jauh datang ke Australia. Cukup akses www.nla.gov.au dan buku bisa dipinjam melalui fasilitas interloan library.
"Hal ini memudahkan orang-orang dari seluruh dunia yang ingin meminjam koleksi-koleksi tersebut. Saat ini bahkan orang-orang Indonesia sendiri banyak yang mencari buku-buku atau artikel-artikel ke kami, tidak ke Indonesia," kata Tieke, warga Australia yang berasal dari Indonesia.
Untuk terus-menerus menambah koleksi Indonesia, NLA tiap bulan sekali selalu mengirimkan staf-stafnya untuk mencari buku-buku terbaru dari Indonesia. Setiap bulan, mereka sanggup memasok 300-400 buku ke Australia.