Jumat 28 Mar 2014 20:28 WIB

Perempuan di Jateng Tak Cukup Bekal Jadi TKW

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Joko Sadewo
Sulastri, kakak ipar TKI Satinah memperlihatkan foto terkini Satinah yang diabadikan pada awal Februari lalu di penjara kota Buraydah, Arab Saudi, di rumahnya di Desa Kalisidi, Ungaran, Semarang, Jateng, Selasa (25/3).
Foto: Antara
Sulastri, kakak ipar TKI Satinah memperlihatkan foto terkini Satinah yang diabadikan pada awal Februari lalu di penjara kota Buraydah, Arab Saudi, di rumahnya di Desa Kalisidi, Ungaran, Semarang, Jateng, Selasa (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  SEMARANG -- Kaum perempuan di Jawa Tengah ternyata  belum memiliki bekal pendidikan yang cukup memadai untuk dapat bekerja di negeri orang.

 

Direktur Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sumberdaya Pembangunan (LPPSP) Jawa Tengah, Hj Indra Kertati Gunarto, mengatakan berdasarkan penelitiannya diketahui, lama masa sekolah untuk penduduk perempuan di Jawa Tengah masih rendah dibandingkan laki-laki.

 

Bahkan sebagian besar penduduk perempuan di Jawa Tengah tidak lulus sekolah menengah alias tak tuntas wajib belajar sembilan tahun.

 

Lama sekolah penduduk laki-laki, yang berusia 15 tahun ke atas-- rata-rata sebesar 7,64 tahun pada tahun 2011, meningkat menjadi 7,85 pada tahun 2012. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk perempuan yang berusia 15 tahun ke atas hanya 6,75 tahun pada tahun 2011.

 

Angka ini hanya meningkat menjadi 6,94 tahun, pada tahun 2012. “Lulus SMP saja nggak, bagaimana bisa tahu hukum?,” tegasnya.

 

Menurut Indra, data tersebut sudah diketahui oleh pemerintah, namun tidak pernah dijadikan acuan bagi pengambilan keputusan yang berbasis perempuan. Dampaknya, persoalan seperti yang dialami Satinah masih kerap terjadi. Pemerintah jangan melakukan pembiaran karena ini masalah yang mendasar.

 

“Sebenarnya inilah yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah,” tambah Ketua Forum Kesetaraan dan Keadilan Gender Jawa Tengah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement