REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Untuk menghormati ummat Hindu yang merayakan Nyepi Tahun Baru Caka 1936, PT Jasamarga Bali Tol (JBT) menghentikan sementara operasinya pada 30 Maret 2014 pukul 22.00 wita-1 April pukul 08.00 wita. "Penutupan sementara saat Nyepi itu sudah mendapatkan ijin dari Menteri PU," kata Dirut PT JBT, Akhmad Tito Karim.
Kepada wartawan di Denpasar, Kamis (27/3), Tito mengatakan, penutupan sementara jalan tol Bali Mandara, sesuai pula dengan Surat Edaran Gubernur Bali nomor : 003.1/6853/BKD tertanggal 25 November 2013. Namun karena penutupan jalan tol harus seizin Menteri PU, PT JBT mengajukan permohonan ijin penutupan sementara jalan tol itu dan telah disetujui sesuai surat Kementerian PU nomor : UM.01.11-Mn/149 tertangal 24 Maret 2014.
Didampingi Direktur Teknik dan Operasi PT JBT, Rismature Sidabutar, Tito mengatakan, selama 178 hari beroperasi hingga 26 Maret, jalan tol Bali Mandara sudah dilewati sebanyak 6,2 juta kendaraan, yakni sebanyak 55 persen kendaraan roda empat dan 45 persen kendaraan roda dua. Kehadiran jalan itu taabh Tito sangat membantu dalam mengurangi kemacetan jalan Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai. Kalau sebelumnya, dari Nusa Dua menuju Bandara harus menyiapkan waktu sampai dua jam, sekarang cukup anya dengan waktu setengah jam.
"Sudah sangat lancar, bahkan ruas jalan lama yang dulunya macet, sejak adanya jalan tol kepadatannya jauh berkurang," katanya.
Pelaksanaan Nyepi dimulai 31 Juni pukul 06.00 wita dan berakhir 1 April pukul 06.00 wita. Sementara PT JBT menutup jalan lebih panjang dari waktu yang diperlukan, dikatakan Tito karena untuk mempersiapkan pengoperasian, pihaknya perlu waktu selama dua jam. Sehingga penutupan jalan dilakukan lebih awal, begitu juga pengoperasiannya dimundurkan dua jam.
Menjawab pertanyaan mengenai keamanan di jalan tol Bali Mandara, Tito mengatakan, pengguna jalan di Bali jauh lebih terib ketimbang pengguaan jalan di di daerah lainnya. Karena setelah beroperasi selama enam bulan, di tol Bali Mandara hanya terjadi tiga kecelakaan, sedangkan di daerah lainnya, seperti di Jakarta, kecelakaannya bisa sebanyak tiga kali dalam sehari.
Beberapa musibah di dalam jalan tol umumnya bukan masalah serius, kata Tito, dimana kecelakaan umumnya dialami oleh pengendara sepeda motor yang setirnya bersenggolan saat salipan. "Kalau yang serius tidak ada, makanya saya sangat salut dengan kedisiplinanan pengendara bermotor di Bali," katanya.