Selasa 25 Mar 2014 18:26 WIB

Warga Sleman Kembangkan Pupuk Organik

Rep: Nur Aini/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pupuk kompos
Pupuk kompos

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga Sleman dari sejumlah komunitas peduli lingkungan mengembangkan pupuk organik untuk mengganti pupuk kimia. Mereka menggunakan bahan baku hayati yang difermentasi menjadi pupuk.

Warga Dusun Karanggawang, Girikerto, Turi, Kabupaten Sleman, Winarta mengungkapkan komunitas warga membuat pupuk organik karena dampak pupuk kimia yang telah merusak lingkungan. Untuk memulihkan alam, pupuk organik mengolah sejumlah limbah bahan hayati.

"Kami membuat nutrisi makro dan mikro baik untuk tanaman, peternakan hingga manusia dari bahan hayati," ungkapnya ditemui di kediamannya, Selasa (25/3).

Sejumlah bahan baku hayati seperti ikan lele, mujaer, tulang sapi, batang brotowali, kerang, dan cangkang telur dimanfaatkan untuk membuat pupuk organik. Lele dan mujaer difermentasi dengan menggunakan gula aren untuk mengganti pupuk urea. Gula aren digunakan sebagai makanan mikroba dan menyedot nutrisi bahan hayati.

Bahan limbah tulang sapi digunakan untuk mengganti pupuk kimia TSP. Tulang sapi digunakan karena banyak mengandung fospor. Kerang dan cangkang telur yang sudah difermentasi juga dapat mengganti pupuk TSP sekaligus menetralisasi keasaman tanah.

Sementara itu, fermentasi batang brotowali dapat mengganti pupuk KCL. Tanaman tersebut mengandung kalium tinggi. Batang brotowali juga dapat diganti daun tanaman yang memiliki rasa pahit dan buah mojo.

Bahan hayati untuk membuat pupuk organik tersebut dicampur dengan gula aren ke dalam toples. Proses fermentasi membutuhkan waktu tujuh hari untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Sejumlah bahan limbah tanaman juga dapat digunakan sebagai pupuk dan nutrisi lahan ataupun ternak. Limbah bunga jantung pisang dapat digunakan untuk menetralisasi unsur kimia lahan pertanian. Sementara, temu lawak digunakan untuk menambah nafsu makan ternak.

Fermentasi bahan organik tersebut diakui Winarta dapat dikonsumsi manusia untuk menambah nutrisi. Namun, pembuatan fermentasi bahan hayati harus dilakukan secara steril.

Hasil fermentasi hayati diakui Winarta belum diperiksa kandungan unsur haranya di laboratorium. Namun, pembuatan pupuk organik tersebut sudah diuji di komunitas. Hasilnya, pupuk organik dapat memacu pertumbuhan tanaman dan ternak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement