Senin 24 Mar 2014 22:07 WIB

Tas Kulit Dusun Modinan Tembus Pasar Internasional

Hasil kerajinan tas kulit dari Bali
Foto: taskulitbali.com
Hasil kerajinan tas kulit dari Bali

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kerajinan tas kulit dari Dusun Modinan, Banyuraden, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menembus pasar internasional, terutama Jepang.

"Kerajinan tas kulit yang masih jarang merupakan peluang bisnis yang menggiurkan. Pasar usaha itu juga masih terbuka lebar tidak hanya di dalam negeri tetapi juga mancanegara," kata perajin tas kulit di Dusun Modinan, Sleman, Yuyun Afnan di Slemen, Senin (24/3).

Menurut dia, peluang ekspor tas kulit ini tidak bisa langsung ditangkap karena ada beberapa kendala di lapangan. "Persoalan yang paling utama adalah minimnya tenaga profesional. Kami sering mendapat order dari luar negeri terutama Jepang. Pesanan bisa mencapai 20 ribu unit tas," katanya.

Ia mengatakan, dirinya sulit memenuhi pesanan dalam jumlah banyak karena usaha yang dijalankan bukan kelas konveksi tetapi level butik. "Saya selama ini hanya dibantu tiga penjahit untuk mengerjakan order tas yang per bulan mencapai 60-70 unit," katanya.

Yuyun mengatakan, minimnya tenaga pendukung karena pekerjaan menjahit kulit memang butuh ketrampilan khusus. Tidak sembarang penjahit bisa melakukannya. "Menjahit tas kulit memang tingkat kesulitannya tinggi. Harus sekali jalan karena kalau sudah cacat, tidak bisa diperbaiki," ucapnya.

Ia mengatakan, usaha yang digelutinya ini memang sangat menjanjikan, dalam sebulan bisa mengantongi omset minimal Rp50 juta. Untuk memperluas segmen pasar, Yuyun mengkreasikan produk tas berbahan kulit sapi dalam beberapa kelas.

"Untuk tingkat rendah harga sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per buah, sedangkan kelas menengah Rp350 ribu hingga Rp 700 ribu. Di kelas tinggi, harga mulai Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta," katanya.

Perbedaan mendasar dari tiga macam kelas produk itu, terletak pada jenis bahan yang digunakan. Untuk kelas rendah, bahan tas lebih banyak menggunakan kain kanvas.

Produk kelas menengah masih menggunakan campuran, namun diperbanyak kulit. Sedangkan tas kelas tinggi, bahannya full dirancang dengan kulit.

Dalam pemasaran, Yuyun lebih memilih cara "online". "Promosi kami cenderung lewat 'online' di website maupun media sosial karena menguntungkan, dan jangkauannya lebih luas," katanya

Selain tas, industri rumah tangga ini juga memproduksi jaket berbahan kulit domba. Satu buah jaket dijual dengan harga minimal Rp 1,3 juta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement