REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Operasional PT Surya Panen Subur (SPS) di Kabupaten Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), diperkuat "pasukan" pemburu titik api sebagai upaya untuk mencegah jika terjadinya kebakaran di areal perkebunan itu.
"Khusus untuk memantau titik api, kami memiliki tujuh tower pemantau dilengkapi petugasnya dan setiap saat bertugas secara bergiliran," kata Kepala Kebun PT SPS Suardi melalui siaran persnya yang diterima Republika, Ahad (23/3).
Selain tower pemantau, ia menjelaskan satu unit mobil pemadam kebakaran mini milik perusahaan juga disiapkan untuk melakukan aksi pemadaman jika diketahui munculnya titik api di areal perkebunan, terutama saat musim panas atau kemarau.
"Kami juga membangun parit-parit yang berisi air sekeliling areal perkebunan. Itu diperlukan untuk menjaga agar kondisi tanah tetap basah sehingga dapat mencegah munculnya titik api khususnya pada musim kemarau," katanya menambahkan.
Artinya, Suardi menjelaskan, perusahaannya tetap menjalankan komitmen tidak melakukan pembakaran. Apalagi, setiap sudut areal perkebunan kelapa sawit PT SPS di kawasan lahan gambut Nagan Raya itu dilengkapi rambu-rambu larangan menghidupkan api.
Sementara itu, Direktur PT SPS Teuku Arsul Hadiyansyah menjelaskan operasional perusahaannya di lahan gambut khususnya di Nagan Raya itu berpatokan pada tiga langkah, masing-masing manajemen pengaturan air, pemupukan, dan pengendalian kebakaran.
"Melalui tiga langkah tersebut, kami beroperasi tanpa melakukan hal-hal yang menyalahi aturan hukum tentang perkebunan. Artinya, upaya pencegahan jangan sampai terjadinya kebakaran menjadi prioritas perusahan di areal gambut sejak beroperasi pada 2008," kata dia menjelaskan.