REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto, meminta awak media untuk mendukung pengembangan pariwisata di Purbalingga.
''Peran media ini sangat penting untuk pengembangan wisata di satu daerah. Kalau pemberitaannya yang positif dan berimbang, maka dunia pariwisata juga akan meningkat,'' jelasnya dalam acara Kampanye Sapta Pesona di Taman Usman Janatin (TUJ) Purbalingga, Ahad (23/3).
Hadir dalam acara itu pejabat dari Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Pejabat Bakorwil III, serta pejabat terkait dari Pemkab Purbalingga..
Sebelumnya, Pemkab Purbalingga memang mengeluhkan adanya informasi yang simpang siur mengenai aktivitas Gunung Slamet. Terutama informasi yang berkembang di jejaring media sosial.
''Kampanye Sapta Pesona sekaligus untuk menegaskan bahwa sejumlah tempat wisata di Purbalingga tetap aman dikunjungi meski Gunung Slamet berstatus Waspada. Karena semua tempat wisata di Purbalingga berada jauh dari kawasan rawan bencana (2 km-red) yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM,'' kata Kabid Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Prayitno.
Bupati menyebutkan, bila media sudah ikut memberitakan hal-hal yang negatif mengenai aktivitas pariwisata di satu daerah, maka wisatawan pun akan enggan berkunjung. Padahal, lanjut Bupati, ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya pada dunia pariwisata.
Perwakilan dari Kemenparekraf Subagyo Hutapea mengatakan kegiatan kampanye Sapta Pesona yang dilaksanakan kementeriannya, dicanangkan secara serentak di 19 provinsi di Indonesia. Khusus di Provinsi Jawa Tengah, ada 16 kabupaten yang melaksanakan yang menjadi pilot proyek.
''Dalam kampanye ini, kita memberikan bimbingan teknis pada seluruh pelaku pariwisata di daerah,'' jelasnya.
Staf Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Supomo, menyebutkan bimbingan teknis yang diberikan kali ini tidak hanya diberikan pada pengelola obyek wisata saja.
''Tapi mulai dari tukang parkir, pemandu wisata, para pedagang makanan dan minuman, serta petugas keamanan wisata, ikut dalam kegiatan ini,'' jelasnya.