REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Pemilihan Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Surabaya yang dijadwalkan digelar ketiga kalinya, Jumat, gagal lagi akibat kesibukan para anggota BK mengikuti kampanye pemilu untuk partai masing-masing.
Anggota Badan Kehormatan DPRD Kota Surabaya Masduki Toha mengatakan, rencana pemilihan itu gagal lagi karena ketua dewan kurang tegas, tidak melakukan komunikasi aktif dengan jajaran BK. "Ketua dewan yang seharusnya inisiatif berkomunikasi dengan para anggota BK. Bukan sebaliknya akibatnya seperti sekarang ini," kata Masduki Toha.
Menurut informasi yang dia terima, Wakil Ketua BK DPRD Surabaya Syaifuddin Zuhri yang dinilai menjadi penyebab gagalnya pemilihan ketua BK kedua kalinya beberapa hari lalu merasa tersinggung atas sikap Ketua DPRD Surabaya Mochammad Machmud yang tidak pernah mengajak berkoordinasi secara langsung soal rencana pemilihan ketua BK.
Untuk pemilihan ketua BK, menurut Masduki, ketua DPRD semestinya yang lebih pro aktif terhadap seluruh anggota BK. Sebab saat ini ada kesan bahwa anggota badan kehormatan yang harus menyesuaikan dengan jadwal yang dimiliki ketua dewan.
Sementara terkait rencana pemilihan ketua BK pada Jumat ini, Masduki mengaku dirinya telah sampai di gedung DPRD Surabaya pada pukul 15.15 WIB. Namun setelah ditunggu hingga pukul 16.00 belum ada yang datang, akhirnya dia memilih pulang.
"Pada pukul 14.00 saya telepon Hendro (staff ketua DPRD). Tapi katanya sepi, tidak ada orang. Makanya saya datang ke dewan jam tiga setelah ada kegiatan," katanya.
Ketua DPRD Surabaya Mochammad Machmud mengaku bingung terhadap sikap yang ditunjukkan oleh para anggota BK. Di satu sisi mereka kerap menyalahkan dirinya soal jabatan ketua badan kehormatan yang lowong, namun ketika dijadwalkan untuk dilakukan pemilihan, meraka malah tidak datang.
"Undangan sudah dikirim sepekan yang lalu. Bahkan ketika pada pemilihan kemarin tidak jadi, undangan kita kirim lagi ke anggota BK," terang Machmud.
Terkait waktu pemilihan ketua BK, Machmud membantah jika dirinya dituding sengaja menjadwalkannya saat bersamaan kampanye. Menurutnya, dari sebelum kampanye ia sudah berinisiatif untuk melakukannya. Sayangnya, waktu itu masih terkendala oleh status K.H. Naim Ridwan yang belum dilantik menjadi wakil ketua DPRD Surabaya.
Tidak hanya itu, ia menegaskan BK memiliki peran strategis di gedung dewan salah satunya untuk mengontrol kinerja seluruh anggota legislatif. Atas dasar tersebut, pihaknya akan terus mendesak segera digelar pemilihan. "Sampai kapanpun, saya akan terus mengusahakan pemilihan ketua BK," katanya.