Jumat 21 Mar 2014 21:16 WIB

Wapres: Harus Buat Psikologi Bencana di Daerah

Rep: Esthi Maharani/ Red: Mansyur Faqih
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Ibu Ani Yudhoyono (kanan) dan Wapres Boediono
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (tengah) didampingi Ibu Ani Yudhoyono (kanan) dan Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wapres Boediono menyaksikan latihan gabungan penanggulangan bencana internasional. Latihan dengan tema Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise (Direx) 2014 diselenggarakan di Kota Padang dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. 

Setelah melihat latihan itu, ia menilai, simulasi atau latihan penanganan bencana secara rutin sangat diperlukan. "Kalau pandangan saya, upaya untuk melakukan latihan ini harus dilakukan secara rutin, berapa tahun sekali, pokoknya harus rutin," katanya, Jumat (21/3). 

Menurutnya, hal itu sangat penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang potensi bencana yang dimiliki Indonesia. Apalagi bencana pasti akan datang meski waktunya tidak bisa selalu diprediksi. Karena itu psikologi dan penyadaran terhadap bencana harus benar-benar ditanamkan. 

"Psikologi seperti ini harus diterapkan. Kalau tidak nanti kita santai-santai, berbuat seolah tidak akan terjadi apa-apa. Jadi masyarakat harus diingatkan dengan membuat psikologi bencana di daerah-daerah, kita harus menanamkan logika itu, upaya untuk melakukan drill/exercise semacam ini harus dilanjutkan," katanya. 

Setelah masyarakat sadar bencana, katanya, diharapkan mereka bisa bertindak cepat dan tepat. Karena ketika bencana terjadi respon pertama dan utama yang harus dipikirkan adalah menyelamatkan jiwa masyarakat. 

Karena itu, ia beranggapan latihan penanggulangan bencana pun harus mengikutsertakan masyarakat agar mereka bisa lebih siap dan siaga menghadapi bencana.

Ia mengatakan, latihan atau simulasi penanggulangan bencana sudah saatnya digelar hingga ke kampung. Bukan hanya sebagai tontonan masyarakat, tetapi ikut menyadarkan pentingnya memahami apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi. 

"Pada tingkat sampai ke kampung-kampung harusnya dilakukan semacam latihan rutin, dilakukan praktik betulan sebagai bagian upaya kita merespon kemungkinan adanya bencana. Tujuannya meniminalkan dampak negatif dari bencana. Kita harus siaap jangan sampai ada jiwa yang jadi korban," katanya. 

Setiap daerah, lanjutnya, harus bisa mengupayakan hal yang terbaik bagi masyarakatnya, apalagi jika bencana melanda. Latihan penanggulangan bencana memang ada biayanya tetapi hal itu tak ada apa-apanya dibanding upaya untuk menyadarkan dan mengingatkan masyarakat dengan potensi bencana yang ada.  

Hal lain yang menurutnya penting adalah kesiapan daerah menghadapi bencana harus ditopang dengan rencana konkret di daerah. Mulai dari pembangunan kota sampai rencana tata ruang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement