REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemprov Kaltim melalui instansi terkait terus melakukan pencegahan kebakaran hutan dengan melibatkan masyarakat setempat dalam memantau titik api sehingga jika ditemukan kebakaran, maka tim tersebut akan bergerak cepat.
"Di semua kabupaten dan kota, kami sudah membentuk Tim Pemantau Hotspot (titik api) yang masing-masing anggotanya 10 orang dari warga setempat," ujar Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (UPTD PKHL) Kaltim Edi Yudsar di Samarinda, Jumat (21/3).
Ia mengatakan, setiap tim atau kelompok masyarakat pemantau titik api tersebut dibekali dengan alat-alat manual pemadaman api, tujuannya adalah agar dapat segera melakukan tindakan ketika menemukan titik api.
Selain melakukan tindakan pemadaman sementara, kata dia, tugas tim tersebut adalah langsung melaporkan kepada Unit Pelayanan Teknis Dinas Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (UPTD PKHL) Kaltim maupun ke instansi terkait di daerah setempat untuk kemudian segera ditanggulangi.
"Setiap minggu kami rutin melakukan pemantauan lapangan dan melalui satelit. Untuk pemantauan di lapangan dibantu oleh kelompok masyarakat pemantau api mulai tingkat kabupaten atau kota hingga tingkat desa yang terdapat kawasan hutan," katanya.
Menurut dia, pelibatan anggota masyarakat setempat dilakukan untuk mengintensifkan program pencegahan kebakaran hutan dan lahan demi untuk menjaga kebakaran hutan.
Dia mengakui saat ini ada titik api, namun hanya terjadi di hutan atau lahan yang dekat dengan aktivitas penduduk yang arealnya tidak begitu luas, yakni jika ditotal luasnya akan pada kisaran 1 hingga 2 hektare.
"Daerah yang banyak titik apinya adalah di kawasan pertambangan batu bara, pembukaan lahan dengan membakar, maupun keteledoran masyarakat yang beraktivitas di sekitar hutanm," katanya.
Dalam kaitan itu dia meminta masyarakat agar tidak membakar lahan ketika akan berkebun atau bercocok tanam, terutama di dekat kawasan hutan karena akibatnya bisa fatal bila sampai merembet ke hutan.