REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Maskapai Sriwijaya Air secara diam-diam menghentikan operasional di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan sekaligus menyetop operasi terhadap tiga rute penerbangan yang dimiliki perusahan tersebut.
Dari berbagai sumber informasi yang dihimpun di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Jumat (21/3), menyebutkan, Sriwijaya menghentikan operasi terhitung sejak 5 Maret 2014.
"Sriwijaya sudah tidak terbang lagi. Mungkin karena pengaruh dolar AS yang masih tinggi terhadap melemahnya nilai tukar rupiah dari mulai tahun lalu, sampai hari ini diangka Rp 11.000 lebih," ujar karyawan Mandiri Tour and Tarvel Muhammad Soleh.
Seperti diketahui, maskapai tersebut memiliki tiga rute penerbangan yakni Medan-Pekanbaru pergi pulang (pp), kemudian Jakarta-Pekanbaru pp dan Pekanbaru-Batam pp yang masing-masing satu kali setiap hari dengan pesawat jenis Boeing 737-300 berkapasitas 100 lebih tempat duduk penumpang.
Biaya bahan bakar avtur pesawat merupakan biaya yang besar mencapai 60 persen lebih dan harus dikeluarkan sebuah maskapai dalam setiap menerbangi rute tersebut secara reguler.
"Belum lagi 'load factor-nya' penumpang yang tidak terpenuhi karena kalah bersaing dengan sesama kompetitor seperti untuk rute primadona Pekanbaru-Jakarta. Mareka harus bersaing dengan Garuda, Lion, Mandala dan lain-lain," katanya.
Konter tiket yang berukuran 3x3 meter yang berada lantai dasar bersama maskapai lainnya di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, terlihat disegel dengan lakban dan diberi tulisan "avaliable" PT Angkasa Pura II.
Sementara kantor Sriwijaya Air perwakilan Riau yang terdapat di komplek ruko Sudirman Square, Blok C2, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, terlihat tulisan dijual dengan memasang tanda perusahaan properti yang dilengkapi nomor telepon seluler.
"Kantor Sriwijaya telah ditutup belum satu bulan. Tapi biasanya seorang ibu sering datang kemari menaiki sebuah mobil. Tapi kok, hari ini tidak kelihatan," ujar petugas keamanan di ruko tersebut.
Komite Operator Maskapai Penerbangan (Airlines Operator Comittee/AOC) Pekanbaru sebelumnya menyatakan, terdapat 16 perusahaan maskapai setiap hari dengan melayani para penumpang transpotasi udara dan beroperasi setiap hari.
Berdasarkan data Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terdapat sedikitnya 8.000 orang penumpang dengan rute baik domestik dan internasional melalui sekitar 80 kali frekuensi penerbangan.