REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Krisis listrik di Sumatera Utara akan segera berakhir menyusul selesainya pemeliharaan Gas Turbin 22 dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di Sektor Belawan.
Dalam pertemuan di Kantor Unit Induk Pembangunan (UIP) 2 di Medan, Rabu, Dirut PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan, dengan selesainya pemerliharaan itu, Gas Turbin (GT) 22 tersebut akan menambah pasokan daya listrik di Sumut.
Dari GT 22 di Belawan tersebut, sedikitnya akan bertambah daya listrik sebesar 140 mega watt (MW). Sedangkan aktivitas GT 22 itu dapat membangkitkan uap yang diolah menjadi daya sekitar 60 MW.
"GT 22 di Belawan itu sudah siap operasi mulai hari ini," katanya dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo itu.
Kemudian, kata dia, setelah melewati perpanjangan usia pakai (life time extension/LTE), GT 21 juga sudah beroperasi sejak Januari.
Selain dari dua GT di Belawan tersebut, krisis listrik di Sumut semakin membaik dengan mulai masuknya pasokan daya sebanyak 70 MW dari PLTU Nagan Raya II yang mulai masuk ke sistem kelistrikan Sumut-Aceh sejak 18 Maret.
Secara perlahan, pasokan daya dari PLTU yang berlokasi di Provinsi Aceh tersebut akan dinaikkan kapasitas terpasangnya hingga mencapai 110 MW.
"Karena (PLTU) ini pertama kali beroperasi, harus pelan-pelan dulu," katanya.
Selain itu, pihaknya juga berharap segera ada pasokan daya sebesar 110 MW dari PLTU Nagan Raya I yang akan disinkronisasikan setelah tahap uji operasi.
Dengan adanya pasokan dari beberapa sumber pembangkit tersebut, krisis listrik di Sumut akan segera berakhir, terutama untuk pelanggan umum atau rumah tangga.
"Tinggal (pasokan) untuk kalangan industri yang memang terus kita upayakan kecukupannya ke depan ini," ujarnya.
Untuk program jangka panjang, PLN berharap sinkronisasi PLTU Pangkalan Susu di Kabupaten Langkat yang mampu menghasilkan energi dengan kapasitas 2 x 220 MW segera terlaksana.
Untuk sementara, sinkronisasi dari PLTU tersebut belum dapat dilakukan karena terkendala pemasangan menara (tower) terkait belum selesainya permasalahan dengan warga setempat.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo menekankan pentingnya kepastian akan berakhirnya krisis listrik di Sumut tersebut untuk memperlancar pembangunan di daerah itu.
"Ini agar Indonesia mampu keluar sepenuhnya dari krisis. Harusnya per tahun kita bisa menambah 10.000 MW, namun belum bisa mencapainya," ujarnya.