REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Di DIY desa rawan pangan masih 13,60 persen dari 438 desa atau 60 desa di tahun 2013. Desa rawan pangan tersebut tedapat di empat kabupaten. Hal itu dikemukakan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Sri Haryanto pada wartawan di kantornya, Rabu (19/3).
Penentuan desa rawan pangan dinilai berdasarkan tiga indikator yakni ketersediaan, pemanfaatan pangan dan akses pangan. ''Di DIY penyebab terbesar desa rawan adalah kemiskinan (akses pangan),'' kata Sri.
Menurut Kepala Bidang Konsumsi, Kewaspadaan Pangan BKPP DIY Arofah Noor Indiani, desa rawan pangan terbanyak berada di Kabupaten Kulonprogo yakni sebanyak 27 desa, Kabupaten Gunungkidul sebanyak 22 desa, Kabupaten Bantul sebanyak enam desa dan Kabupaten Sleman sebanyak lima desa.
Selanjutnya untuk desa waspada pangan sebanyak 4,11 persen atau18 desa yang berasal dari Kabupaten Kulonprogo 12 desa, Kabupaten Gunungkidul dan Bantul masing-masing tuga desa, Kabupaten Sleman dua desa dan Kota Yogyakarta sebanyak satu desa.
Sedangkan desa lainnya sudah termasuk aman. Dikatakan Arofah, rawan pangan disebabkan oleh kondisi rumah tangga yang kurang gizi, kurang ketersediaan dan tidak mampu mengakses pangan. Apabila dilihat dari kondisi asupan makanan yang termasuk rawan pangan adalah asupan makanannya di bawah 70 persen dari jumlah kalori minimal.
''Di DIY jumlah kalori minimal adalah 2000 kilokalori/kapita/hari.
Sehingga mereka yang termasuk rawan paangan yang asulan oangannya di bawah 1400 kilo kalori/kapita/hari,'' jelas dia.
Dia mengungkapkan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menargetkan diakhir tahun 2017 diharapkan tinggal 35 desa yang rawan pangan. Sehingga setiap tahun bisa berkurang sembilan desa rawan pangan. "Dengan demikian tahun 2025 di DIY sudah bebas dari desa rawan pangan,''tuturnya.
Lebih lanjut Sri mengatakan untuk mengentaskan desa rawan pangan dilakukan dengan program desa mandiri pangan (Dempan). Di DIY Dempan di DIY dilaksanakan sejak tahun 2006 dan sampai tahun 2013 sudah mencakup 71 Dempan dan tahun 2014 ini ditumbuhkan lagi empat desa baru (Dempan) di daerah rawan pangan.