Selasa 18 Mar 2014 12:43 WIB

Tersisa Dua Pasien Akibat Asap Riau

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Asap di Sumatra Barat
Foto: M Arif Pribadi/Antara
Asap di Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan terkini dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyebutkan total pasien berobat akibat dampak asap pada 1 Februari hingga 18 Mei mencapai 61.647 orang. Sementara itu, hingga kini sebanyak 61.645 pasien telah sembuh.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, penyakit yang sering ditemukan karena asap ini, antara lain infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), pneumonia, asma, iritasi mata dan kulit. Penyakit ISPA paling banyak diderita oleh masyarakat dengan jumlah 53.933 orang.

"Jumlah terbanyak di Pekanbaru 13.941 pasien, Rokan Hilir 8.154, dan Bengkalis 6.409," kata Sutopo, Selasa (18/3).

Menindaklanjuti instruksi dan arahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret 2014, Pemerintah Provinsi Riau, di bawah koordinasi Pos Komando Satgas, membentuk struktur organisasi untuk Satgas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan.

Menurut Sutopo, Zainal Arifin yang sekaligus kepala Satuan Tugas Perawatan dan Pelayanan Kesehatan menambahkan bahwa satgasnya telah mengupayakan beberapa langkah. Di antaranya menyiagakan 24 jam setidaknya 209 puskesmas di seluruh kabupaten/kota dan menyiagakan 17 rumah sakit Pemda di Provinsi Riau.

Kemudian, memberikan pelayanan kesehatan gratis akibat asap,  membentuk pos kesehatan di provinsi (Arena MTQ) dan Dinas Kesehatan dan 12 kabupaten/kota. "Mensosialisasikan dan mempublikasikan melalui media dan membagikan masker kepada masyarakat," kata Sutopo.

Langkah lanjutan adalah mengkoordinasikan langkah-langkah penanganan dengan pusat pengendali krisis kesehatan (PPKK) dan potensi kesehatan yang ada seperti perguruan tinggi, LSM, dan organisasi profesi.

"Melakukan pengawasan aktif di kabupaten/kota kualitas udara saat ini di Riau sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement