Ahad 16 Mar 2014 15:41 WIB

Pembentukan Usaha Monorel Adhi Karya Tertunda

Rep: Budi Raharjo/ Red: Fernan Rahadi
Monorel (ilustrasi)
Foto: AP/John Raoux
Monorel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk membentuk dua usaha baru belum bisa diwujudkan. Tertundanya pembentukan dua usaha baru itu dikarenakan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan perseroan yang digelar akhir pekan lalu tidak kuorom.

Perusahaan pelat merah yang telah melantai di bursa ini berniat membentuk usaha penyelenggaraan sarana dan prasarana perkeretaapian termasuk monorel dan kepariwisataan khususnya hotel, untuk mengejar pendapatan yang lebih tinggi. Pembentukan dua usaha baru itu membutuhkan perubahan anggaran dasar dan rumah tangga Adhi Karya.

Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan pemegang saham yang menghadiri RUPS hanya sebanyak 61 persen. "Sementara, batas kuorom untuk menentukan penambahan dua usaha baru mesti dihadiri minimal 66,67 persen pemegang saham," ujar dia.

Sesuai anggaran dasar dan rumah tangga perseroan, Adhi Karya akan menggelar RUPS kedua untuk jangka waktu paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari setelah tanggal RUPS pertama. Pada RUPS kedua nanti, perusahaan jasa konstruksi ini akan menurunkan batas kuorum dari 66,67 persen menjadi 60 persen.

Bila dalam RUPS kedua pemegang saham yang hadir tidak kunjung kuorum, maka perseroan akan menjadwalkan RUPS ketiga dengan batas kuorom yang dikurangi lagi menjadi 51 persen. Manajemen Adhi Karya juga siap-siap meminta rekomendasi keringanan kuorom peserta RUPS kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Karena itulah, Kiswodarmawan yakin manajemen bisa segera mendapatkan izin pemegang saham untuk pembentukan dua usaha baru itu.

Adhi Karya ingin mempercepat pembangunan proyek monorel. Selain pembentukan usaha baru, pembangunan monorel juga masih menunggu Peraturan Presiden (Perpres). Perseroan merupakan pimpinan konsorsium proyek pembangunan monorail yang melibatkan sejumlah BUMN. Jalur monorel yang akan dibangun di antaranya menghubungkan Kota Bekasi-Cawang dan Cibubur-Cawang.

Adhi Karya juga akan memasuki bisnis perhotelan dengan pengembangan di Jakarta, Kota Bekasi dan Medan. Belanja modal (capex) perseroan 2014 direncanakan sebesar Rp 879 miliar. Belanja modal sebesar itu akan digunakan untuk investasi bisnis hotel, investasi properti & realti, investasi pada proyek infrastruktur dan transportasi, dengan sumber dana berasal dari obligasi tahap II, cadangan perusahaan serta pinjaman bank.

RUPS Adhi Karya menyetujui pembagian dividen sebesar 30 persen dari total laba bersih yang di dapatkan pada 2013. Laba bersih perseroan tercatat sebesar Rp 405,9 miliar. Dengan demikian, besaran Dividen yang diberikan ke pemegang saham sebesar Rp 121,7 miliar atau Rp 67,61 per lembar saham. "Dividen akan dibagikan pada 26 April 2014," ujar Kiswodarmawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement