Sabtu 15 Mar 2014 10:30 WIB

Walhi Minta Pemerintah Serius Tangani Kabut Asap di Riau

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Bilal Ramadhan
  Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2).   (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)
Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2). (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bencana kabut asap semakin melumpuhkan Riau dan Sebagian provinsi di Sumatera lainnya antara lain Sumatera Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) memastikan Riau dan beberapa kota di Sumatera lainnya hampir seluruhnya tertutup kabut asap.

Kabut asap yang terjadi sekarang di provinsi Riau diperkirakan lebih parah dibanding bencana kabut asap yang terjadi pada tahun 1997. Akibatnya, saat ini kualitas udara di Riau sangat tidak sehat dan berbahaya bagi masyarakatn karena sudah melewati standar batas aman.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau Riko Kurniawan mencermati pemerintah daerah harus segera mengupayakan pemadaman hutan yang terbakar karena kalau tidak masyarakat akan semakin menderita.

"Kabut asap ini harus segera ditangani karena kalau tidak masyarakat riau akan menderita lebih lama. Untuk itu segala kekuatan harus dilakukan. Ini adalah kabut asap paling parah yang pernah terjadi dibandingkan pada tahun 1997. Pada tahun 1997, masyarakat masih bisa menikmati angin dan matahari, tapi di 2014, ini paling buruk dan indeks udara sudah hampir 900psi," ujarnya.

Riko menambahkan, sulitnya kebakaran dipadamkan karena hutan di Riau merupakan lahan gambut. "Lahan gambut di Riau itu terluas di Sumatera, sekitar 40,4 juta hektar. Jumlah itu mencapai 56 persen total lahan gambut di Sumatera. Memang kalau terjadi kebakaran akan sangat sulit dipadamkan karena api dengan sangat cepat merambat di lahan gambut," lanjut Riko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement