Jumat 14 Mar 2014 22:13 WIB

Ratusan Kiai Bakal Kumpul Bahas Pemilu

Rep: Indah Wulandari/ Red: Mansyur Faqih
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi shalat jenazah sebagai simbol matinya hukum Indonesia yang tidak bisa tegas terhadap kasus-kasus para calon pemimpin yang akan bertarung pada Pemilu 2014 di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (27/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar aksi shalat jenazah sebagai simbol matinya hukum Indonesia yang tidak bisa tegas terhadap kasus-kasus para calon pemimpin yang akan bertarung pada Pemilu 2014 di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan ulama dan cendekiawan pondok pesantren dijadwalkan menghadiri halaqah nasional kebangsaan di Ponpes Darul Ma’arif Bandung, 15-16 Maret 2014. 

Selain membahas masalah kebangsaan, halaqah ini juga membahas masalah keumatan dan keagamaan. "Kegiatan ini terselenggara berangkat dari kegelisahan para kiai dan cendekiawan pesantren melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini," ujar inisiator kegiatan KH Hasyim Muzadi, Jumat (14/3).

Acara serupa telah dilaksanakan di Ponpes Al-Hikam Depok, Februari silam. Kemudian muncul keinginan dari para kiai untuk digelar di daerah, termasuk Bandung.

Menurut Kiai Hasyim, kondisi bangsa Indonesia yang tak menentu diiringi politik transaksi jelang pemilu bakal ikut dibahas dalam pertemuan.

Para kiai dan cendekiawan ingin menyumbangkan pemikiran untuk menyelesaikan masalah tersebut. Halaqah ini akan mengeluarkan rekomendasi dan seruan moral untuk kemajuan bangsa Indonesia. Sejumlah tokoh nasional dijadwalkan menjadi narasumber.

Antara lain, KH Hasyim Muzadi, Mendikbud Mohammad Nuh, Mahfud MD, Abuya Mukhtar, Yudi Latif, KH Masdar Farid Mas’udi, Rokhmin Dahuri, Rizal Ramli, mantan menpera Djan Faridz, Ketua PBNU KH Slamet Effendi Yusuf, KH Malik Madani, Prof Dr Gumilar Rusliwa Somantri, dan Jimly Ashiddiqie. 

Selain di Bandung, acara serupa akan digelar di Banten, Jakarta, Semarang, dan Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement