Kamis 13 Mar 2014 23:16 WIB

Kriminalitas Remaja Bukti Terjadinya Krisis Mental

Rep: C40/ Red: Indira Rezkisari
Ade Sara Angelina Suroto (19 tahun), mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), yang dibunuh mantan kekasihnya.
Foto: IST
Ade Sara Angelina Suroto (19 tahun), mahasiswi Universitas Bunda Mulia (UBM), yang dibunuh mantan kekasihnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhir ini, masyarakat dikejutkan oleh kasus pembunuhan yang dilakukan remaja.

Mulai dari peristiwa pembunuhan Ade Sara (19 tahun) oleh mantan kekasihnya sendiri yaitu Ahmad Imam Al Hafitd (19 tahun) bersama pacar barunya, Assyifa Ramadhani (18 tahun). Kemudian, sela beberapa hari, tepatnya satu minggu setelah peristiwa pebunuhan itu, terjadi lagi pembunuhan remaja M (16 tahun) yang meninggal dunia  dengan latar belakang yang sama yaitu cinta, di Cilandak, Jakarta Selatan.

"Jauhkan anak-anak kita dari stimulan yang berbau kekerasan," kata aktivis Anak, MUhammad, Kamis (13/3).

Ihsan menjelaskan, nekatnya remaja kita melakukan hal tersebut bukan tanpa alasan. Ada beberapa persoalan lain yang menjadi stimulus persoalan kekerasan itu bisa terjadi hingga nekat membunuh dalam melampiaskan nafsu bringasnya.

Menurut Ihsan, yang melatarbelakangi pembunuhan di kalangan remaja saat ini tidak bisa dilepaskan dengan tayangan-tayangan kekerasan yang dilihat oleh remaja. Pangkal persoalan terjadinya kekerasan hingga merencanakan pembunuhan itu disebabkan karena remaja terbiasa melihat tayangan kekerasan baik secara langsung maupun melalui tayangan melalui media televisi dan tidak diimbangi dengan pengendalian diri.

Sehingga penyelesaian problem yang diketahui hanyalah mengambil jalan pintas dan tidak pernah mau berpikir panjang terhadap sesuatu yang mereka perbuat.

"Mereka (remaja) begitu banyak berinteraksi dengan kekerasan melalui game, televisi dan tontotan lainnya, sehingga mempengaruhi perilaku dan emosi remaja kita hingga nekat melakukan perbuatan diluar norma-norma agama dan berbangsa" ujar Ihsan.

Ihsan mengatakan, ketidakmampuan mengontrol diri membuat remaja menjadi nekat melakukan apapun demi suatu hal yang menjadi visi singkatnya. Aksi kekerasan dan pembunuhan diambil remaja sebagai solusi.

Oleh karena itulah, peran orang tua amat sangat diperlukan melakukan pengarahan, bimbingan dan pengawasan terhadap perkembangan anaknya masing-masing.

M (16 tahun), tewas dikeroyok mantan pacarnya di depan Terogong Residence, Cilandak, Jakarta Selatan. Dia (M) terjatuh dari motor saat bersama pacarnya menghindari kejaran mantan pacar M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement