Kamis 13 Mar 2014 17:23 WIB

Wah, Letusan Dahsyat Krakatau dan Tambora Bisa Terulang

Rep: Nur Aini/ Red: Bilal Ramadhan
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN-- Gunung api di Indonesia diprediksi bisa meletus dengan kekuatan dahsyat seperti yang pernah terjadi pada Gunung Tambora dan Krakatau. Letusan tersebut akan berdampak ke seluruh dunia.

Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Subandriyo mengungkapkan sejak 1.800an, gunung api di Indonesia tidak meletus dalam kekuatan besar. Letusan dahsyat terjadi di Gunung Tambora pada 1815 dan Gunung Krakatau pada 1883.

"Letusan Tambora berdampak global dan itu sangat mungkin terjadi di gunung api di Indonesia," ungkapnya ditemui di Sleman, Kamis (13/3).

Letusan besar yang membentuk kaldera tidak terjadi selama kurun 200 tahun di Indonesia. Dengan kembali aktifnya sejumlah gunung api yang lama istirahat, letusan dasyat dinilai bisa terjadi. "Gunung Merbabu hingga saat ini belum ada tanda-tanda aktif, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa aktif kembali," ujarnya.

Jenis letusan gunung api yang perlu diwaspadai adalah letusan mendatar. Jenis letusan tersebut terjadi pada saat erupsi Gunung Merapi pada 2010. Ancaman bahaya dari letusan mendatar tersebut adalah material vulkanik yang meluncur jauh dan masih panas.

"Material dari sumbernya bersuhu sekitar 1000 derajat celcius, ke sungai masih bersuhu 800 derajat dan kandungan gasnya sangat pekat," ujarnya.

Ancaman pada letusan mendatar yang paling tinggi adalah awan panas. Jenis letusan tersebut juga terjadi pada Gunung Sinabung. Gunung tersebut memiliki kubah lava dan guguran awan panas. 

Sementara jenis letusan eksplosif dinilai relatif lebih aman. Lontaran material ke atas yang mencapai puluhan kilometer membuat suhunya menurun saat mencapai daratan. Letusan eksplosif tersebut terjadi pada Gunung Kelud Februari lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement