REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Komandan Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga Letkol Inf Agustinus Sinaga menyatakan pihaknya telah meminta petugas yang berjaga di pos pendakian untuk menindak tegas pendaki atau warga masyarakat yang tetap nekad mendekati zona larang bahaya Gunung Slamet.
''Saya tidak mau ambil risiko bila terjadi apa-apa dengan Gunung Slamet. Lebih baik mengambil tindakan tegas di bawah, daripada sampai terjadi apa-apa di puncak,'' jelasnya, Kamis (13/3).
Dia menyebutkan, bila ada yang lolos mendekati puncak dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka yang menjadi susah tidak hanya keluarga korban. ''Tapi semua pihak akan menjadi susah, karena harus melakukan proses evakuasi dan segala macam,'' katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (11/3) lalu, Tim SAR Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, TNI, personil Pemkab Purbalingga dan sejumlah relawan, terpaksa naik mendekati puncak Gunung Slamet karena ada pendaki yang masih melakukan pendakian. Padahal sejak Senin (10/3) malam, status bahaya Gunung Slamet meningkat dari status aktif normal menjadi waspada akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.
Dari proses evakuasi tersebut, tim penjemput berhasil menjemput seluruh pendaki yang jumlahnya ada 19 orang. Mereka tiba di pos pintu pendakian Dusun Bambangan Desa Kutabawa, pada Rabu (12/3) pagi. ''Sekarang, radius 2 km dari puncak Slamet sudah steril dari aktivitas manusia. Kita sudah menutup jalur pendakian, dan melarang siapa pun yang tidak berkepentingan untuk melakukan pendakian,'' jelas anggota Tim SAR Desa Kutabawa, Slamet Herdiansah.
Sementara untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan status bahaya Gunung Slamet, Dandim Purbalingga menyatakan pihaknya telah membuat jalur evakuasi warga terdampak dan posko-posko pengungsian.
''Kami sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Purbalingga dan SAR jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk posko, kita sudah siapkan titik evakuasi pertama seperti masjid-masjid terdekat, balai desa dan kantor kecamatan. Namun bila dinilai masih membahayakan, warga akan ke stadion di Kota Purbalingga,'' katanya.