REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, memetakan wilayah rawan bencana guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Slamet.
"Di Purbalingga ada 10 desa yang jaraknya cukup dekat dengan puncak Gunung Slamet. Desa-desa itu tersebar di empat kecamatan, yakni Karangreja ada tiga desa, Mrebet ada tiga desa, Kutasari ada tiga desa, dan Bojongsari satu desa," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Purbalingga, Priyo Satmoko, di Purbalingga, Kamis.
Akan tetapi dari 10 desa tersebut, kata dia, terdapat dua desa yang jaraknya sangat dekat dengan puncak Gunung Slamet karena hanya berjarak sekitar 9 kilometer, yakni Desa Kutabawa dan Serang, Kecamatan Karangreja.
Selain itu, lanjut dia, di dua desa tersebut terdapat dua dusun yang jaraknya sangat dekat dengan puncak Gunung Slamet, yakni Bambangan di Desa Kutabawa dan Gunungmalang di Desa Serang.
"Desa-desa lainnya jaraknya dengan Gunung Slamet lebih dari 10 kilometer," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya lebih memfokuskan kegiatan kesiapsiagaan di Dusun Bambangan dan Gunungmalang yang jaraknya sangat dekat dengan Gunung Slamet.
Kendati demikian, Priyo mengatakan bahwa pihaknya belum mengidentifikasi jumlah warga yang rentan terhadap bencana.
"Seperti di Dusun Bambangan terdapat sekitar 1.000 keluarga atau sekitar 3.000 jiwa, namun kami belum mengidentifikasi jumlah warga yang rentan. Besok, kami bersama TNI dan Polri berencana akan menggelar gladi lapang di Dusun Bambangan," kata dia menjelaskan.
Disinggung mengenai titik evakuasi yang disiapkan, dia mengatakan bahwa hal itu masih dalam tahap perencanaan bersama Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga.
Sementara untuk jalur evakuasi, kata dia, pihaknya bersama Kodim 0702/Purbalingga berencana menyiapkan dua hingga tiga jalur evakuasi yang disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah Sarwa Pramana mengatakan bahwa hingga saat ini, Gunung Slamet yang berada di lima kabupaten, yakni Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Banyumas, masih berstatus "Waspada" (level II).
"Masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak boleh mendekati radius 2 kilometer dari kawah Gunung Slamet," katanya.
Seperti diwartakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi pada Senin (10/3), pukul 21.00 WIB, meningkatkan status Gunung Slamet dari "Normal" (level I) menjadi "Waspada" (level II).
Peningkatan status tersebut dilakukan karena pada 1-7 Maret 2014 terjadi gempa hembusan sebanyak 1.209 kali, empat kali gempa vulkanik dangkal (VB), satu kali gempa vulkanik dalam (VA).
Sementara pada 8-10 Maret hingga pukul 13.00 WIB terpantau 441 kali gempa hembusan dan sembilan kali gempa vulkanik dangkal (VB).