REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahfud MD, bakal calon presiden (capres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mengingatkan kesenjangan ekonomi yang semakin tinggi antara penduduk paling kaya dengan penduduk paling miskin di Indonesia bisa menyebabkan tumbuh suburnya aliran keagamaan radikal di Indonesia.
Hal ini tentu membahayakan keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena penduduk miskin akan sangat mudah dibujuk untuk masuk ke kelompok berpaham radikal itu.
"Saat ini Indonesia dalam keadaan terancam bahaya, mengapa? Karena Indonesia belum berhasil mensejahterakan rakyat dan kemiskinan semakin meningkat," tutur Mahfud MD dalam diskusi bulanan Nahdlatul Ulama (NU) bertajuk "Menyongsong Satu Abad NU" di Hotel Lumiere, Jakarta, Rabu malam (12/3).
Mahfud MD menilai kesenjangan sosial ekonomi yang sangat tinggi di Indonesia tersebut disebabkan oleh korupsi yang merajalela dan ketidakadilan di segala bidang.
"Kesenjangan sosial ekonomi yang tinggi menyebabkan tumbuh suburnya berbagai pemahaman radikal di Indonesia,'' katanya.
Mahfud MD pun mengatakan indeks rasio koefisien gini di Indonesia sebelumnya mencapai 0,220 di zaman orde baru. Indeks rasio gini di Indonesia terus meningkat. Indeksnya pada tahun 2013 kini menjadi 0,410.
Jika indeks gini rasio terus meningkat hingga mencapai 0,50, kata Mahfud MD, maka teorinya negara akan bubar dan chaos akibat kesenjangan antara penduduk miskin dan penduduk kaya sudah terlalu tinggi.