REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Dinas Pertanian Dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah menghentikan pasokan unggas jenis itik dari Kalimantan Selatan karena terindikasi virus flu burung.
Penghentian pasokan itu dilakukan karena ada informasi bahwa ratusan itik di Kalsel terindikasi mengidap virus flu burung, kata kata Kabid Hewan Peteriner Distanak Kalteng Candra Rahmawan di Palangka Raya, Selasa (12/3).
"Kami sudah menyurati Pemerintah Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kalsel agar memperketat pengawasan terhadap pasokan itik dari provinsi tersebut," tambah Candra.
Ada dua kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalsel, yakni Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Barito Timur (Bartim).
Kematian ternak itik secara mendadak dan dinyatakan positif flu itu terjadi di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalsel.
Candra mengatakan, positifnya ratusan itik yang mati mendadak itu berdasarkan hasil uji sampel pada ternak itik yang dilakukan Balai Veteriner Banjarbaru Provinsi Kalsel.
"Balai Veteriner Banjarbaru juga telah mengirimkan sampel virus Balai Pusat Veteriner untuk memetakan spesifik virus dan asal penyebaran virus apakah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, atau daerah lain," kata Candra.
Distanak Kalteng menekankan pada Pemerintah Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Barito Timur agar lebih ekstra melakukan pengawasan. Sebab, dua kabupaten tersebut berbatasan langsung dengan Provinsi Kalsel.
Candra mengatakan, kalau itik asal Kalsel masuk ke daerah ini dikhawatirkan akan berdampak pada ternak lokal sehingga merugikan peternak maupun masyarakat yang mengkonsumsinya.
"Penghentian pasokan unggas dari Kalsel ke Kalteng hanya jenis itik, sedangkan ayam masih tetap diperbolehkan sepanjang memiliki surat keterangan sehat dari dinas terkait," demikian Candra.