REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengendara di Sumatera Barat (Sumbar) diminta hati-hati saat memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di jalan raya mengingat kabut asap yang melanda sebagian besar wilayah daerah ini.
"Para pengendara sepeda motor dan mobil untuk berhati-hati saat berada di jalan raya," kata Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Noer Ali, di Padang, Rabu.
Ia menjelaskan akibat kabut asap melanda sebagian wilayah Sumbar, jarak pandang menjadi sangat terbatas, kondisi ini berpotensi membahayakan keselamatan," katanya.
"Kabut asap yang telah mengganggu jarak pandang dapat membahayakan pengendara, terutama bila memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi," ungkapnya.
Pengendara untuk memacu kendaraannya dengan kecepatan maksimal 50 kilometer saja, dan untuk sepeda motor diharapkan menyalakan lampu kendaraannya karena sangat menolong dalam menghindari kecelakaan lalu lintas.
"Lampu kendaraan bisa menjadi sinyal adanya pergerakan lalu lintas sehingga pengendara lain bisa lebih hati-hati dan menghindarinya," ungkapnya.
Sementara itu, di tempat terpisah Analis Forecasther BMKG Kabupaten Padangpariaman, Siska Anggraini menyatakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping, Kabupaten Padangpariaman, Sumbar menyampaikan jarak pandang pada sejumlah wilayah di daerah itu masih berkisar 100 hingga 900 meter akibat kabut asap kiriman dari Riau.
"Saat ini di seluruh wilayah Sumbar diselimuti kabut asap dengan ketebalan bervariasi," katanya.
Ia menjelaskan berdasarkan data BMKG terpantau jarak pandang terpendek berada di Kota Payakumbuh 100 meter, Padang Panjang 700 meter, Sicincin 500 meter, dan Kota Padang sekitar 600 hingga 900 meter.
"Wilayah yang paling parah diselimuti kabut asap adalah Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota, karena posisinya yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau," ungkapnya.
Diperkirakan kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumbar tersebut akan terus terjadi hingga akhir pekan karena perkiraan cuaca daerah ini dalam tiga hari ke depan cerah berawan.
Kondisi ini, katanya diperparah oleh belum adanya tanda-tanda akan padam sumber titik api di Riau serta belum ada potensi hujan menyebabkan kabut asap terus bertambah.