REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines yang diduga jatuh di perairan Vietnam menegaskan tentang urgensinya antar negara Asia Tenggara harus memiliki kerjasama SAR di bidang maritim dan penerbangan.
Hal itu dikemukakan Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Wakil Gubernur DIY, Paku Alam IX, dalam acara pembukaan 'ASEAN Transport SAR Forum ke-2' di Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, Selasa (11/3).
Sultan mengatakan sampai saat ini keberadaan pesawat Malaysia Airlines bernomor MH370 yang hilang sejak Ahad (9/3) belum diketahui meskipun sudah mengerahkan lebih dari 34 pesawat dan 40 kapal dari tujuh negara.
Hal senada dikemukakan Sekretaris Utama Basarnas, Max Ruland, tentang perlunya kerjasama di tingkat regional ASEAN dengan membentuk suatu forum internasional di bidang SAR transportasi. Mengingat adanya musibah dari Malaysia Airlines yang telah menggerakkan tim SAR dari berbagai negara.
Max mengatakan suatu mekanisme standar diperlukan dalam penanganan musibah transportasi baik udara maupun pelayaran. Basarnas sudah punya memiliki konsep tersebut.
''Kami juga telah mempunyai kerja sama bilateral dengan Malaysia, Singapura dan Australia,'' kata Max. ''Ke depan pakai bendera ASEAN untuk kerjasama itu.''