REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Asap kiriman dari pembakaran lahan di beberapa provinsi di Sumatera, seperti Provinsi Jambi dan Provinsi Riau, membuat aktivitas masyarakat di Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) terganggu karena jarak pandang berkurang.
"Jarak pandang di Solok Selatan menurun sejak Minggu (9/3) akibat asap kiriman. Yang sebelumnya di atas satu kilometer, sekarang di bawah satu kilometer. Asap ini diperkirakan berasal dari provinsi yang dekat dengan Solok Selatan, seperti Riau dan Jambi," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan Hamudis saat dihubungi di Padang Aro, Selasa.
Ia menjelaskan berkurangnya jarak pandang ini bukan saja akibat asap kiriman, melainkan juga adanya penurunan suhu udara sehingga menimbulkan kabut keluar dari bumi, serta asap Gunung Kerinci yang menuruni lembah akibat penurunan suhu udara hingga sampai di permukiman penduduk.
Ia menyebutkan titik terendah jarak pandang terjadi pada pagi hari karena adanya pencampuran antara asap, embun dan kabut. Kemudian jarak pandang akan meningkat pada siang hari karena terjadi pemuaian embun oleh sinar matahari.
Ia menyebutkan jarak pandang terendah terjadi di sekitar ibukota Solok Selatan, Padang Aro, seperti Golden Arm dan sekitarnya karena berada di kaki Gunung Kerinci.
"Untuk di Golden Arm jarak pandang pada pagi hari hanya berkisar 100 meter karena adanya pencampuran antara asap, kabut, dan asap Gunung Kerinci," katanya.
Terkait adanya asap kiriman, ia mengimbau kepada masyarakat setempat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, selain itu juga menggunakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.