REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dianggap pribadi yang pantang menyerah dan berpendirian teguh.
"Pak Surya itu kalau sudah memutuskan sesuatu, dia teguh pendirian dan persisten dalam mewujudkannya," kata Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Siswono Yudhohusodo dalam peluncuran buku berjudul Surya Paloh Sang Ideolog di Jakarta, Senin (10/3) malam.
Menurut dia, sikap tersebut merupakan kekuatan sekaligus kelemahan Surya yang sering kali membuatnya berhadapan dengan masalah.
Idealisme Surya untuk mengembangkan demokrasi pada era Orde Baru mendorongnya untuk terjun mengembangkan bisnis pers.
Ia mengatakan, Surya meyakini Indonesia bisa menjadi lebih baik dengan adanya kemerdekaan pers. Karena rakyat bisa lebih terlibat langsung dalam pembangunan.
Pada 1987, suratkabar Harian Prioritas milik Surya dibredel oleh pemerintah karena memuat kritik tajam terhadap pemerintah. Tak hanya itu, Tabloid Detik miliknya juga dibredel oleh pemerintah.
"Yang mengagumkan, Pak Surya menerima kenyataan ini dengan tegar. Tampaknya Prioritas dan Detik lahir terlalu dini, lahir pada kondisi yang belum bisa menerimanya," kata Siswono.
Siswono menilai sosok Surya selalu memiliki ide brilian. Seperti saat mencetuskan ide tentang konvensi capres Partai Golkar pada pemilu 2004.
Saat itu, kata dia, Surya meyakini dengan konvensi Golkar bisa memenangi pemilu sekaligus mengalihkan isu agar media massa tidak terus-menerus memberitakan proses hukum ketum Akbar Tanjung.
"Keyakinannya terbukti. Golkar menang dalam pemilu 2004 dan sejak adanya isu konvensi, kasus hukum Akbar Tanjung tidak lagi jadi bulan-bulanan pemberitaan," katanya.