REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Meski berstatus Waspada, aktivitas Slamet pada Selasa (11/3) pagi terpantau relatif tenang. Asap hitam yang terlihat mengepul dari puncak Slamet pada Senin (10/3) petang terlihat, pada pagi ini relatif sudah reda berganti asap putih tipis.
Demikian juga suara gemuruh dari puncak yang sebelumnya sempat terdengar warga di Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, pada Selasa (11/3) pagi sudah tidak terdengar lagi.
''Pada Senin petang sekitar 17.00, puncak Gunung Slamet memang mengepulkan asap tebal. Kepulan asap itu juga disertai suara gemuruh yang terdengar sampai desa kami. Tapi pagi ini, sepertinya sudah reda,'' jelas Slamet, anggota tim SAR Purbalingga yang juga warga Dusun Bambangan.
Akibat peningkatan aktivitas tersebut, beberapa daerah di sekitar kaki Gunung Slamet, juga sempat terjadi hujan abu. Antara lain, di beberapa desa terdekat dengan puncak Merapi, yang masuk wilayah Kecamatan Kutasari.
''Namun abunya hanya tipis saja. Kemungkinan dari asap hitam yang sempat membubung dari Gunung Slamet pada Senin petang,'' jelas Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, Selasa (11/3).
Terkait kondisi tersebut, Slamet mengaku, warga di desanya yang sejauh ini masih tenang dan tidak ada kepanikan. Bahkan menurutnya, peningkatan aktivitas yang terjadi kali ini, masih relatif lebih rendah daripada peningkatan aktivitas vulkanik yang terjadi pada tahun 2009. ''Pada tahun itu, puncak Slamet bahkan sampai mengeluarkan lava pijar,'' jelasnya.