Selasa 11 Mar 2014 01:19 WIB

TPS di Lenteng Agung Diduga Jadi Lahan Bisnis Pengelola

Rep: ahmad rojali/ Red: Muhammad Hafil
Tumpukan sampah
Tumpukan sampah

REPUBLIKA.CO.ID, LENTENG AGUNG – Penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Lontar, Lenteng Agung, disinyalir menjadi lahan bisnis pengelola. Dugaan warga didasarkan pada banyaknya pembuangan sampah dari luar daerah Kecamatan Jagakarsa. Warga menduga, pembuang sampah dari luar wilayah diperbolehkan selama membayar kepada pengelola.

Dugaan ini disampaikan oleh Heri (45), salah seorang warga yang tinggal di dekat TPS Lontar di Lenteng Agung. Heri mengatakan, besaran biaya yang dibayarkan kepada pengelola bermacam-macam. Besaran biaya bergantung pada ukuran sampah yang dibuang di TPS Lenteng Agung.

Biaya sampah gerobak dorong, kata dia, berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per bulan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk membuang sampah se-gerobak motor adalah satu juta rupiah per bulan. Sementara sampah yang diangkut dengan mobil lebih mahal harganya.

“Orang yang membuang sampah di sini pasti bayar sama pengelolanya,” kata dia kepada Republika, akhir pekan lalu.  

Heri mengatakan, akibatnya sampah di TPS Lontar, Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa sudah overload. Sebab TPS lontar tidak hanya menampung sampah pah se kecamatan Jagakarsa, namun juga dari luar Kecamatan Jagakarsa, bahkan dari luar kota Jakarta Selatan.

Heri berharap, pengelola sampah segera diganti agar pengelolaan sampah bisa kembali baik seperti semula.

Sementara, Budi (43) pengawas mengatakan tidak tahu-menahu tentang biaya pembuangan sampah. Pria yang mengaku petugas dari Kecamatan Jagakarsa ini mengatakan, hanya ditugaskan mengangkut sampah ke truk dan memastikan terbuang ke Bantar Gebang.

Namun, kata dia, keterlambatan pembuangan sampah pada dasarnya dikarenakan perubahan kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

“Sebab Pemerintah Provinsi DKI hanya memperbolehkan pengiriman sampah ke Bantar Gebang sekali dalam sehari,” kata dia kepada Republika, di TPS Jagakarsa, Sabtu (8/3).

Dia menjelaskan, dulu sebelum Januari 2014, empat truk milik TPS Jagakarsa bisa membuang sampah dua kali dalm sehari. Namun sekarang, truk sampah hanya bisa mengangkut sampah sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement