Senin 26 Oct 2020 14:40 WIB

Pelaku Wisata Diimbau Perketat Prokes Saat Libur Panjang

Kepastian ketatnya penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menjadi penting

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Karyawan berpelindung wajah menyambut wisatawan di pintu masuk Jatim Park 2 yang kembali dibuka setelah tiga bulan tutup akibat pandemi COVID-19 di Batu, Jawa Timur, Sabtu (27/6/2020). Selain memberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi karyawan dan pengunjung, pihak pengelola tempat wisata tersebut juga menerapkan pemesanan tiket daring guna membatasi jumlah pengunjung dari enam ribu orang menjadi tiga ribu orang per hari.
Foto: ANTARA /ARI BOWO SUCIPTO
Karyawan berpelindung wajah menyambut wisatawan di pintu masuk Jatim Park 2 yang kembali dibuka setelah tiga bulan tutup akibat pandemi COVID-19 di Batu, Jawa Timur, Sabtu (27/6/2020). Selain memberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi karyawan dan pengunjung, pihak pengelola tempat wisata tersebut juga menerapkan pemesanan tiket daring guna membatasi jumlah pengunjung dari enam ribu orang menjadi tiga ribu orang per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Tri Bagus Sasmito mengimbau pelaku wisata memperketat protokol kesehatan (prokes) dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19, menjelang libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW akhir Oktober 2020. Baik pengelola wisata, hotel, pemilik kendaraan, restoran atau warung makan, UMKM, hingga wisatawan menurutnya tidak boleh lengah mengingat penyebaran Covid-19 belum usai.

"Jadi libur panjang ini kan potensi bahwa masyarakat ini kan berkunjung ke objek-objek pariwisata, mengadakan perjalanan, pergerakan. Pelaku pariwisata kita minta tetap melakukan penerapan protokol kesehatan," ujar Bagus dikonfirmasi Senin (26/10).

Bagus menegaskan, kepastian ketatnya penerapan protokol kesehatan di tempat wisata menjadi penting supaya masyarakat bisa berwisata dengan aman, nyaman, dan sehat. Bagus juga mengimbau masyarakat yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, serta mereka yang telah berusia lanjut, untuk memikirkan risiko sebelum berangkat berlibur. Mengingat golongan tersebut sangat rentan terpapar Covid-19.

"Yang punya penyakit bawaan atau usia lanjut itu ditahan atau benar-benar pertimbangkan supaya dia tidak gampang terkena risiko," ujar Bagus.

Bagus mengungkapkan, di Jatim ada sekitar 551 destinasi wisata yang siap dikunjungi saat libur panjang tersebut. Lebih dari 50 persen dari total 969 destinasi wisata yang ada di wilayah setempat. Bagus pun menegaskan, dibukanya destinasi-destinasi wisata tersebut dilakukan dengan protokol kesehatan ketat. Utamanya terkait pembatasan kuota.

"Tentu masih berlaku (pembatasan kuota) itu mempertimbangkan sesuai SE Gubernur Jatim dan arahan dari Kemenparekraf sama semua. Pembatasan kan untuk menghindari penumpukan atau crowded di lapangan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement