Senin 10 Mar 2014 21:06 WIB

Harga Ayam di Lampung Rendah

Rep: mursalin yasland/ Red: Djibril Muhammad
Peternakan ayam
Foto: Republika/M. Syakir
Peternakan ayam

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Harga ayam di Lampung sulit bersaing di pasaran. Sebab, sudah sejak lama harga ayam di provinsi ini lebih rendah dibandingkan dengan harga ayam di luar Lampung terutama di Jawa.

"Peternak ayam luar Lampung, tidak mau memasok ayam ke Lampung, karena harganya sangat rendah di Indonesia," kata Ketua Umum Perhimpunan Industri Ayam Ras (pintar) Lampung, Agus Wahyudi kepada Republika di Bandar Lampung, Senin (10/3).

Ia menjamin ayam dari Jawa atau provinsi lain di Sumatera tidak akan mau memasok ke wilayah Lampung, karena harganya tidak menguntungkan. Para peternak ayam besar lebih memilih memasok ayamnya ke Jakarta dan kota besar di Jawa.

Menurut dia, rendahnya harga ayam di Lampung, dikarenakan produksi peternakan ayam di wilayah ini, selalu melimpah sejak beberapa tahun terakhir. Sedangkan kebutuhan ayam di provinsi ini masih tinggi mencapai dua juta per tahun.

"Daerah ini selalu membawa ayamnya keluar Lampung. Sedangkan peternak ayam luar Lampung, dari Jawa misalnya, tidak mau masuk Lampung, karena harganya rendah," katanya.

Ia mengatakan peternakan ayam di Lampung memiliki berbagai fasilitas yang menunjang sektor perunggasan sangat memadai. Selain itu, pelaku usahanya dari skala nasional sampai internasional.

Tingginya produksi, menurut dia, didukung juga, daerah ini sentra jagung nasional, sehingga dapat menjadi daya tarik perusahaan pakan (feedmill) untuk membuka pabriknya di Lampung.

Saat ini di Lampung, sudah ada empat perusahaan feedmill yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Charoen Pokhpand Indonesia, PT CJ Feed Indonesia dan PT Centraprofit.

Selain itu, terdapat perusahaan yang mempunyai breeding farm (pembibitan ayam) yang berdiri di Lampung yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Charoen Pokhpand Indonesia, PT CJ Feed Indonesia dan PT Malindo Feedmill. Untuk itulah, Lampung berpotensi menjadi sentra produksi perunggasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement